Pegiat lari Agus "Abah Ush" Hermawan yang pernah berkarir sebagai wartawan Harian Kompas (1989-2019) meluncurkan terbatas (soft launching) buku karyanya "Enggak Lari, Enggak Keren" yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas di Gelora Senayan, Jakarta, Minggu.

Buku setebal 282 halaman ini merupakan karya yang diharapkan menjadi panduan bagi siapa saja yang ingin memulai gaya hidup sehat dan bugar melalui lari.

"Lari kini bukan lagi sekadar tren tetapi telah menjadi gaya hidup masyarakat terkini," kata Abah Ush, panggilan akrabnya, yang pernah mengikuti berbagai event marathon di dalam dan luar negeri.

Peluncuran buku ini diawali dengan kegiatan lari santai bersama di kawasan Car Free Day (CFD) Jakarta, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi ringan bersama penulis.

Acara ini dihadiri berbagai pegiat lari dan juga komunitas lari. Acara serupa telah pula digelar di Bandung dengan dukungan komunitas lari Unpad Runners, bersamaan dengan peringatan 10 tahun Unpad Runners.

Buku yang ditulis dengan gaya bahasa ringan dan mengalir tersebut terutama diperuntukkan bagi para pemula atau mereka yang ingin memulai berolahraga lari.

Isinya, mencakup berbagai aspek dasar lari, mulai dari persiapan fisik, teknik lari yang benar, hingga bagaimana menjaga motivasi agar tetap konsisten dalam berlari.

Bahkan berbagai perlengkapan lari seperti jersey, jam olahraga hingga berbagai perlengkapan lainnya dibahas tuntas.

"Buku tersebut merupakan pengembangan atau pengayaan dari konten-konten di majalah Instagram @idea.magz yang merupakan bagian dari IdeaRun Race Management," jelasnya.

Proses percetakan dan penerbitan buku telah diperkenalkan kepada publik melalui reels di Instagram Abah Ush saat mengikuti London Marathon pada 21 April 2024.

Abah Ush, seorang wartawan Kompas (1989-2019) kini dikenal sebagai pegiat lari, penulis lepas dan juga bersama partner bisnisnya kini bergerak di bidang phototagging melalui Gotag.me, sebuah platform yang semakin dikenal dan digunakan di berbagai event, termasuk lomba lari.

Selain itu, Abah Ush juga merupakan pegiat lari yang telah berpartisipasi dalam berbagai lomba lari di dalam dan luar negeri, termasuk empat dari enam World Marathon Majors.

“Intinya ini semacam mengingatkan bahwa kita semua ini bisa berlari, tinggal mau atau tidak,” katanya.

Menurut Abah, pada prinsipnya semua orang bisa berolahraga tanpa memandang usia, asal berlatih dengan bertahap dan konsisten.

Dalam bukunya, dia berseloroh mencontohkan betapa dulu waktu kecil kita berlari menghindar bila dipanggil untuk pulang mandi.

Sebagaimana diketahui, Abah Ush adalah alumni dari Unpad dan tergabung pula dalam Unpad Runners.

Buku "Enggak Lari, Enggak Keren" yang juga merupakan gagasan bersama dengan IdeaRun ini telah mendapatkan sambutan hangat dari para pembaca, dengan cetakan pertama yang sudah habis terjual dan kini memasuki proses cetakan kedua.


Dalam waktu dekat, Penerbit Buku Kompas juga berencana mengadakan peluncuran resmi yang lebih besar untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.

Sejumlah tokoh dunia lari, coach atau pelatih lari maupun pelari menyambut baik penerbitan buku “Enggak Lari, Enggak Keren” tersebut.

Menurut Tigor Tanjung, Sekjen PB PASI, buku ini kiranya dapat menunjukkan betapa menariknya olahraga lari sehingga orang tergerak melakukannya.

“Hal ini sejalan dengan visi World Athletics yang ingin memanfaatkan akses yang dimiliki atletik demi membuat masyarakat sehat dan bugar,” ujar Tigor Tanjung.

Sementara itu pelatih nasional atletik yang telah banyak menelurkan atlet nasional dan internasional, Agung Gantar menyebutkan bahwa bagaimanapun pelari lama atau pemula perlu terus belajar.

“Ini penting agar mereka yang berlari dapat menikmati lari bahagia tanpa drama,” katanya.

Sementara itu, Andri Yanto menilai buku ini akan membuka mata orang bahwa untuk menjadi pelari tidak sertamerta harus lari dengan jarak marathon.

“Usain Bolt hingga pension hanya berlomba di jarak 100-200 meter, paling jauh 800 meter, dan belum pernah maraton,” tutur Andri Yanto lebih lanjut.

Kiranya, dengan peluncuran buku ini, diharapkan semakin banyak masyarakat Indonesia yang terinspirasi untuk memulai kebiasaan hidup sehat melalui lari, sebagaimana dituturkan secara ringan dan mudah dipahami oleh Abah Ush dalam buku “Enggak Lari, Enggak Keren” ini.

Abah Ush, sebelumnya juga pernah menulis  buku karyanya berjudul "Pergilah Selagi Muda, Catatan Ringan Ibadah Haji Wartawan Kompas (2005) yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas dan buku "Akrobat Politik: Investigasi Jurnalistik Membongkar Skenario dan Intrik Politik" (2000) yamg diterbitkan Rosdakarya. Ia juga menjadi editor buku berjudul "Pemilu yang Santai" (1999).


Baca juga: Perlengkapan yang perlu disiapkan sebelum lari maraton

Baca juga: Unpad Manglayang Trail Running 2022

Baca juga: Manglayang Trail Running 2022 meriahkan rangkaian Dies Unpad



Pewarta: Feru Lantara

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024