Bekasi (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menjemur puluhan aparaturnya di lapangan upacara, Senin, karena diketahui tidak mencukur plontos kepala mereka sebagai bentuk kekompakan atas dipertahankannya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

"Mereka tidak memiliki rasa kebersamaan dengan rekannya. Kalau ada pasukan perang, lalu teman-temannya seperti itu (tidak kompak) maka bisa hancur semua," katanya di Bekasi.

Sanksi tersebut diberikan Rahmat saat memimpin apel pagi di Lapangan Upacara Pemkot Bekasi, Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan.

Rahmat meminta aparatur pria yang nampak masih memiliki rambut untuk memisahkan barisan dan berkumpul bersama aparatur lain di barisan berbeda menghadap terik matahari.

Aparatur tersebut berasal dari sejumlah tingkatan profesi, mulai dari jabatan lurah hingga pegawai tenaga kerja kontrak (TKK).

"Ini kita sedang mendoktrin mereka bagaimana membangun soliditas antar unit kerja yang ada bersama-sama. Omong kosong aparatur yang banyak ini tidak diarahkan dan masukan tugas serta tanggung jawabnya," katanya.

Rahmat mengaku telah menginstruksikan seluruh aparatur pria di lingkup pemerintahannya untuk mencukur plontos kelapa mereka sebagai bentuk nazar atas dipertahankannya WTP 2016.

"Pekan lalu saya sudah minta mereka mencukur rambutnya, tapi sampai hari ini masih kelihatan ada yang belum melaksanakan hal itu," katanya.

Salah satu aparatur berinisial HB mengaku belum memiliki waktu untuk mencukur plontos kepalanya karena kegiatan yang padat.

"Saya petugas lapangan, kalau pagi ke kantor malam ke lapangan. Memang sudah punya niat buat ke salon, tapi selalu saja terbentur waktu istirahat dan kerja," kata pegawai Dinas Perhubungan Kota Bekasi itu.

(ADV/Humas Pemkot Bekasi).

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017