Beras organik Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur sudah tersebar di belasan ribu pasar modern se-Indonesia karena kualitas beras organik asal kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu diminati pasar nasional.
Sejak beberapa tahun terakhir, Pemkab Banyuwangi terus mendorong petani menerapkan sistem pertanian terintegrasi dengan budi daya secara organik.
"Telah terbukti yang organik kini sangat diminati. Secara ekonomi juga lebih menjanjikan. Karena itu kami terus mendorong para petani menerapkan sistem pertanian terintegrasi," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Sabtu.
Baca juga: Pemkot Sukabumi kembangkan pertanian organik dongkrak pendapatan petani
Adapun lahan pertanian di desa-desa Banyuwangi yang sudah beralih ke budi daya beras organik, di antaranya, Sumberwaru, Segobang, Parijatah dan beberapa desa lainnya.
Salah satu pengusaha beras organik di Banyuwangi, Ahmed Tessario mengatakan awalnya menggandeng 16 petani untuk menggarap lahan seluas 1,6 hektare, dan seiring perkembangan dan permintaan pasar organik yang tinggi, petani yang menjadi mitranya saat ini menjadi 1.500 orang.
Luas tanam juga terus bertambah, dari awalnya 1,6 hektare kini menjadi 500 hektare dan mampu memroduksi beras organik sebanyak 70-100 ton per bulan.
Baca juga: Distanhut Karawang Bantu Petani Produksi Beras Organik
Selain dipasarkan melalui distributor ke pasar-pasar modern, beras organik Banyuwangi juga menjual beras organiknya melalui marketplace dan reseller.
"Alhamdulillah permintaan selalu ada, setiap tiga hari sekali kami kirim 8-10 ton kepada distributor. Itu belum termasuk permintaan dari reseller dan konsumen dari marketplace," kata Ahmed.
Menurut dia, permintaan hampir di seluruh provinsi, seperti Jawa Timur, Bali, Sumatera, Kalimantan, hingga Papua.
Baca juga: Ini Penyebab Biaya Produksi Beras Indonesia Tinggi
Ahmed menceritakan, dirinya mulai mengembangkan padi organik mengikuti jejak sang paman, Samanhudi, yang lebih dulu terjun ke pertanian organik.
"Awalnya saya diajak untuk membantu paman. Lama-lama saya tertarik dan akhirnya ikut terjun ke pertanian organik. Saya ingin membantu petani untuk mendapatkan harga gabah yang bagus," ujar dia.
Adapun harga beras organik, seperti beras merah per kilogramnya dijual Rp31.000, beras putih Rp27.000, beras cokelat Rp26.500, beras hitam pekat Rp35.000, dan beras hitam melik Rp45.000 per kilogram.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Sejak beberapa tahun terakhir, Pemkab Banyuwangi terus mendorong petani menerapkan sistem pertanian terintegrasi dengan budi daya secara organik.
"Telah terbukti yang organik kini sangat diminati. Secara ekonomi juga lebih menjanjikan. Karena itu kami terus mendorong para petani menerapkan sistem pertanian terintegrasi," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Sabtu.
Baca juga: Pemkot Sukabumi kembangkan pertanian organik dongkrak pendapatan petani
Adapun lahan pertanian di desa-desa Banyuwangi yang sudah beralih ke budi daya beras organik, di antaranya, Sumberwaru, Segobang, Parijatah dan beberapa desa lainnya.
Salah satu pengusaha beras organik di Banyuwangi, Ahmed Tessario mengatakan awalnya menggandeng 16 petani untuk menggarap lahan seluas 1,6 hektare, dan seiring perkembangan dan permintaan pasar organik yang tinggi, petani yang menjadi mitranya saat ini menjadi 1.500 orang.
Luas tanam juga terus bertambah, dari awalnya 1,6 hektare kini menjadi 500 hektare dan mampu memroduksi beras organik sebanyak 70-100 ton per bulan.
Baca juga: Distanhut Karawang Bantu Petani Produksi Beras Organik
Selain dipasarkan melalui distributor ke pasar-pasar modern, beras organik Banyuwangi juga menjual beras organiknya melalui marketplace dan reseller.
"Alhamdulillah permintaan selalu ada, setiap tiga hari sekali kami kirim 8-10 ton kepada distributor. Itu belum termasuk permintaan dari reseller dan konsumen dari marketplace," kata Ahmed.
Menurut dia, permintaan hampir di seluruh provinsi, seperti Jawa Timur, Bali, Sumatera, Kalimantan, hingga Papua.
Baca juga: Ini Penyebab Biaya Produksi Beras Indonesia Tinggi
Ahmed menceritakan, dirinya mulai mengembangkan padi organik mengikuti jejak sang paman, Samanhudi, yang lebih dulu terjun ke pertanian organik.
"Awalnya saya diajak untuk membantu paman. Lama-lama saya tertarik dan akhirnya ikut terjun ke pertanian organik. Saya ingin membantu petani untuk mendapatkan harga gabah yang bagus," ujar dia.
Adapun harga beras organik, seperti beras merah per kilogramnya dijual Rp31.000, beras putih Rp27.000, beras cokelat Rp26.500, beras hitam pekat Rp35.000, dan beras hitam melik Rp45.000 per kilogram.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024