Bogor (Antara Megapolitan) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI bekerjasama dengan Institut de Recherche pour le Development (IDR) Prancis melakukan penelitian mengungkap kekayaan alam Papua melalui ekspedisi Lengguru.

"Ekspedisi Lengguru diselenggarakan pada akhir 2014, merupakan tugas LIPI dan negara untuk mengidentifikasi kekayaan alam yang kita miliki karena kalau tidak diidentifikasi kita tidak akan tau berapa jumlah kekayaan alam kita, dan berapa yang telah hilang," kata Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI, Wicaksono, dalam ekspose Ekpedisi Lengguru di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Menurutnya, Lengguru hanya salah satu contoh dari banyak tempat di Indonesia yang belum terungkap kekayaan hayatinya, karena keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki.

Melalui ekspedisi yang dilakukan para peneliti, negara maupun pemerintah daerah akan mengetahui dengan pasti potensi kekayaan alam yang dimilikinya, sehingga menjadi bahan kebijakan untuk mengembangkan pembangunan daerah tanpa harus merusak alam.

Wicaksono mengatakan, dengan bantuan Prancis melalui IRD melakukan Ekpedisi Lengguru. Banyak yang dilakukan oleh peneliti kedua negara guna mendorong percepatan identifikasi keragaman hayati yang dimiliki Indonesia di wilayah Papua.

Tim peneliti Ekspedisi Lengguru LIPI, Prof Gono Semiadi menjelaskan, Ekspedisi Lengguru terdiri dari tim internasional berasal dari 12 disiplin ilmu pengetahuan melibatkan 74 peneliti berasal dari Eropa dan Indonesia, selama enam minggu melakukan eksplorasi besar-besaran di sepanjang wilayah Lengguru.

"Ekspedisi Lengguru secara teknis mengeksplor dari minus 100 meter di dalam laut sampai ketinggian 1.400 di atas permukaan laut yakni pegunungan, kita coba melohat geodinamik satu proses evolusi tektonik dari laut hingga ke darat," katanya.

Ekspedisi Lengguru diakui sebagai mega ekspedisi ilmiah terbesar yang pernah dilakukan di Indonesia. Ditemukan jenis baru serta kandidat spesies baru, dari jenis kelelawar maupun herpet yang saat ini masih terus didalami menggunakan data paling akhir yakni molekuler agar lebih menguatkan identifikasinya.

"Temuan baru juga banyak apalagi dari luat, diyakini lebih dari 50 spesies dinyatakan baru untuk sains," kata Gono.

Regis Hocde peneliti dari Prancis mengungkapkan keragaman hayati Indonesia sangat luar biasa yang membuatnya tertarik dan betah untuk terus melakukan penelitian.

"Saya masuk Indonesia sejak 1996, saya banyak melakukan penelitian di beberapa negara, tetapi saya betah di Indonesia, saya banyak mendapat pembelajaran di Indonesia, memiliki kekayaan alam yang luar biasa mulai dari laut sampai daratanya mirip seperti Lisbon di Portugal dan Teheran di Iran," katanya.

Menurut yang terpenting dalam kolaborasi penelitian tersebut adalah berbagi ilmu dan pengalaman. Prancis menyertai satu orang peneliti yang memiliki lisensi menyelam hingga kedalama 200 meter, dan tidak banyak orang memiliki keahlian tersebut. Selain itu, peneliti Indonesia juga berkesempatan mendapatkan ilmu dengan belajar ke Prancis.

Eksplorasi Lengguru juga melibatkan Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong (Politeknik KP Sorong). Hasil dari eksplorasi tersebut dimanfaatkan oleh Pemerindah Daerah setempat untuk mengenalkan kekayaan alamnya dan menjadi daya tarik untuk pengembangan sektor pariwisata berbasis ekowisata.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017