Bogor (Antara Megapolitan) - Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian melantik pengurus Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) periode 2017-2022 di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Pengurus PPUN periode 2017-2022 terpilih secara formatur melalui Kongres ke-V PPUN yang diikuti 130 peserta yang terdiri atas berbagai kalangan mulai dari peternak, Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) dan unsur pemerintahan.

Dudung Rahmat terpilih sebagai Ketua PPUN menggantikan Sigit Prabowo yang sudah berakhir kepemimpinannya selama empat tahun. Sumpah jabatan pengurus diambil oleh Ditjen Pembibitan Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian Surahman Suhardi.

"PPUN adalah mitra pemerintah sekaligus fasilitator dalam menghadapi persoalan di sektor peternakan," kata Surahman.

Surahman berharap asosiasi peternak unggas selalu ada dan bersama-sama dengan pemerintah menghadapi persoalan di sektor peternakan. Karena perunggasan merupakan sektor primadona yang memiliki potensi sebesar Rp3,3 miliar di broiler dan Rp12 juta untuk layer.

Sementara itu, Ketua PPUN terpilih Dudung Rahmat mengungkapkan persoalan perunggasan kedepan lebih besar dan tantangan yang dihadapi para peternak semakin tinggi dengan adanya persaingan antara peternak UMKM dengan perusahaan perunggasan.

Ia menyebutkan, kondisi peternak UMKM mulai tergusur oleh kehadiran perusahaan. Berdasarkan data BPS tahun 1990 jumlah peternak mandiri mencapai 120 ribu orang, tapi sekarang tersisa hanya 10 ribu orang.

"Sesuai tema Kongres ke-V PPUN kami ingin mengembalikan kejayaan peternak UMKM sehingga mampu hidup kembali dan sejahtera," katanya.

Dalam Kongres ke-V PPUN selain agenda memilih pengurus baru, juga diisi dengan seminar tentang perunggasan menghadirkan dua narasumber dari Ditjen Pembibitan di Kementerian Pertanian dan Kementerian Perikanan dan Kelautan.

Isu yang muncul kongres tersebut kurangnya keberpihakan pemerintah terhadap keberadaan peternak mandiri atau UMKM yang menghadapi tantangan berat dengan hadirnya perusahaan integrasi.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, saat ini usaha peternakan ayam ras pedaging (broiler) nasional didominasi sekitar 80 persen perusahaan integrasi dan hanya 20 persen peternak mandiri.

Bahkan berdasarkan hasil identifikasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, peternakan ayam yang benar-benar mandiri hanya tinggal tiga persen. Kondisi tersebut sebenarnya terjadi dalam kurun waktu yang panjang terutama pascakrisis moneter tahun 1998.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017