Hari pertama pelaksanaan UTBK-SNBT Gelombang I (Selasa, 30/4), Kampus Salemba UI dipenuhi ratusan peserta dengan suasana hening dan terlihat tegang.
Di Laboratorium Komputer Lantai 5 Gedung Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran (FK) UI, para peserta ujian Sesi Pagi berbaris untuk pemeriksaan berkas sebelum memasuki ruangan pada pukul 06.45 WIB.
Para petugas dan pengawas ujian menjaga pelaksaaan ujian dengan sangat ketat. Sebelum memasuki ruangan ujian, peserta dicek menggunakan metal detector.
Peserta hanya diperkenankan membawa Kartu Peserta UTBK-SNBT dan alat tulis sehingga segala jenis barang bawaan ditinggal di ruang tunggu. Di dalam ruang ujian, peserta diharuskan duduk sesuai dengan nomor tempat duduk yang tertera di kartu ujian.
Walaupun ujian dimulai pukul 06.45, sejumlah peserta ujian dan orang tua sudah tiba di lokasi sekitar pukul 5.30 pagi. Andini Salsabila, siswa SMAN 2 Cibinong, beserta orang tua sudah berangkat dari Cibinong, Kabupaten Bogor menggunakan mobil pada pukul 04.00, saat langit masih gelap.
Bahkan, salah seorang peserta ujian yang berasal dari Bekasi memutuskan untuk menginap di salah satu hotel di dekat lokasi ujian supaya dapat datang tepat waktu.
Tidak hanya dari Jakarta, Bekasi, Bogor, dan sekitarnya, para peserta UTBK-SNBT di Kampus UI Salemba juga berasal dari luar kota.
Salah seorang peserta yang berasal dari luar kota adalah Hellen dan kedua orang tua yang berasal dari Sampit, Kalimantan Tengah.
Liliana, ibunda Hellen, mengatakan berangkat dari Sampit menggunakan pesawat terbang dua hari sebelum ujian, yaitu pada 28 April. Mereka sengaja memilih lokasi ujian di Kampus UI Salemba, karena ingin survei berhubung Hellen memilih FKUI untuk SNBT tahun ini.
FKUI menjadi pilihan satu-satunya Hellen, yang merupakan siswa SMA Taruna Jaya Sampit.
Hellen dan orang tuanya menjatuhkan pilihan pada UI, karena merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia.
"Awalnya, kami sempat ragu memilih UI, karena dirasa akan sulit untuk lolos, jadi ingin ke perguruan tinggi swasta saja. Namun, ayahnya tetap mendorong Hellen untuk mencoba UI, walau nanti tidak lolos tidak apa-apa. Jangan sampai tidak dicoba. Mudah-mudahan bisa diterima karena UI kan top, ya,” kata Liliana.
Sementara itu, terlihat para orangtua menunggu anak-anaknya menyelesaikan ujian yang berlangsung sekitar tiga jam di taman-taman Gedung IMERI, pelataran Gedung Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan kantin-kantin dekat kawasan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Kampus UI Salemba.
Rina dan Rusli yang berasal dari Bekasi mendampingi anaknya, Mujahid, siswa MAN 4 Jakarta dalam melaksanakan UTBK-SNBT sebagai bentuk dukungan agar anaknya merasa tenang.
Mujahid memilih Program Studi Ilmu Komputer UI sebagai pilihan pertamanya. Pilihan ini tidak terlepas dari saran ibunya yang juga merupakan alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI Angkatan 1995. Sebagai anak sulung, orangtua Mujahid menaruh harapan besar padanya.
Rina, ibunda Mujahid mengatakan kami terus doakan anak kami yang sedang berjuang. Anak kami, sih, sebetulnya santai saja saat akan menghadapi ujian hari ini. Justru kami yang deg-degan.
"Kami berharap agar dia dimudahkan ujiannya dan mendapatkan hasil yang terbaik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Di Laboratorium Komputer Lantai 5 Gedung Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran (FK) UI, para peserta ujian Sesi Pagi berbaris untuk pemeriksaan berkas sebelum memasuki ruangan pada pukul 06.45 WIB.
Para petugas dan pengawas ujian menjaga pelaksaaan ujian dengan sangat ketat. Sebelum memasuki ruangan ujian, peserta dicek menggunakan metal detector.
Peserta hanya diperkenankan membawa Kartu Peserta UTBK-SNBT dan alat tulis sehingga segala jenis barang bawaan ditinggal di ruang tunggu. Di dalam ruang ujian, peserta diharuskan duduk sesuai dengan nomor tempat duduk yang tertera di kartu ujian.
Walaupun ujian dimulai pukul 06.45, sejumlah peserta ujian dan orang tua sudah tiba di lokasi sekitar pukul 5.30 pagi. Andini Salsabila, siswa SMAN 2 Cibinong, beserta orang tua sudah berangkat dari Cibinong, Kabupaten Bogor menggunakan mobil pada pukul 04.00, saat langit masih gelap.
Bahkan, salah seorang peserta ujian yang berasal dari Bekasi memutuskan untuk menginap di salah satu hotel di dekat lokasi ujian supaya dapat datang tepat waktu.
Tidak hanya dari Jakarta, Bekasi, Bogor, dan sekitarnya, para peserta UTBK-SNBT di Kampus UI Salemba juga berasal dari luar kota.
Salah seorang peserta yang berasal dari luar kota adalah Hellen dan kedua orang tua yang berasal dari Sampit, Kalimantan Tengah.
Liliana, ibunda Hellen, mengatakan berangkat dari Sampit menggunakan pesawat terbang dua hari sebelum ujian, yaitu pada 28 April. Mereka sengaja memilih lokasi ujian di Kampus UI Salemba, karena ingin survei berhubung Hellen memilih FKUI untuk SNBT tahun ini.
FKUI menjadi pilihan satu-satunya Hellen, yang merupakan siswa SMA Taruna Jaya Sampit.
Hellen dan orang tuanya menjatuhkan pilihan pada UI, karena merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia.
"Awalnya, kami sempat ragu memilih UI, karena dirasa akan sulit untuk lolos, jadi ingin ke perguruan tinggi swasta saja. Namun, ayahnya tetap mendorong Hellen untuk mencoba UI, walau nanti tidak lolos tidak apa-apa. Jangan sampai tidak dicoba. Mudah-mudahan bisa diterima karena UI kan top, ya,” kata Liliana.
Sementara itu, terlihat para orangtua menunggu anak-anaknya menyelesaikan ujian yang berlangsung sekitar tiga jam di taman-taman Gedung IMERI, pelataran Gedung Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan kantin-kantin dekat kawasan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Kampus UI Salemba.
Rina dan Rusli yang berasal dari Bekasi mendampingi anaknya, Mujahid, siswa MAN 4 Jakarta dalam melaksanakan UTBK-SNBT sebagai bentuk dukungan agar anaknya merasa tenang.
Mujahid memilih Program Studi Ilmu Komputer UI sebagai pilihan pertamanya. Pilihan ini tidak terlepas dari saran ibunya yang juga merupakan alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI Angkatan 1995. Sebagai anak sulung, orangtua Mujahid menaruh harapan besar padanya.
Rina, ibunda Mujahid mengatakan kami terus doakan anak kami yang sedang berjuang. Anak kami, sih, sebetulnya santai saja saat akan menghadapi ujian hari ini. Justru kami yang deg-degan.
"Kami berharap agar dia dimudahkan ujiannya dan mendapatkan hasil yang terbaik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024