Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat mensosialisasikan program reformasi angkutan kota melalui peluncuran motif batik angkot yang berlangsung di pedestrian Kebun Raya Bogor.

"Banyak yang tidak tau Kota Bogor saat ini tengah menjalankan reformasi angkot. Peluncuran Batik Angkot ini menjadi salah satu cara kami melakukan sosialisasi program penataan angkutan kota ini," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Bogor, Sabtu.

Angkot menjadi motif batik yang diproduksi Industri Kecil Menengah (IKM) Kota Bogor Batik Geulis Handayani. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto bersama pimpinan unsur Muspida dan supir angkot tampil memperagakan busana batik bermotif angkot.

Menurut Bima, banyak yang bertanya langsung ke dirinya terkait angkot akan diapakah dengan adanya reformasi angkutan kota tersebut. Program reformasi tersebut berjalan mulai dari diberlakukannya rerouting angkot hingga konversi angkot yang akan terealisasi dalam waktu setengah tahun lagi.

"Sosialisasi terus berjalan, tetapi ada cara kreatif dalam melakukan sosialisasi memperkenalkan batik angkot sebagai kampanye reformasi angkot," katanya.

Bima menyebutkan, kedepan angkot di Kota Bogor akan menjadi legenda seperti hal Bemo yang kini sudah tinggal sejarah. Melalu reformasi angkot, 750 angkot akan hilang dari pusat kota, keberadaannya akan digantikan dengan bus.

"Rerouting angkot akan lancar, mengenalkan batik angkot gabungan dari reformasi dan sosialisasi program," kata Polisi PAN tersebut.

Alumnus Monas University Australia tersebut mengatakan, saat ini ada enam IKM pengrajin batik di Kota Bogor yang memproduksi batik motif khas Bogor salah satunya Batik Geulis Handayani. Batik motif khas Bogor khususnya angkot dapat diproduksi oleh IKM tersebut, sehingga membuka pangsa pasar sebagai oleh-oleh.

"Batik angkot ini tidak hanya untuk oleh-oleh, tetapi cocok juga untuk pakaian formal, dan untuk souvenir," kata Bima.

Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor, Rakhmawati menyebutkan, angkot sudah jadi identik dengan Kota Bogor yang dijuluki Kota Sejuta Angkot.

"Padahal jumlah angkot di Bogor itu tidak sampai sejuta, hanya 3.412 unit saja," katanya.

Menurut Rakhmawati, lahirnya bantik motif angkot membantu pihaknya dalam mensosialisasi program reformasi angkot yang saat ini sedang dilakukan Pemerintah Kota Bogor. Reformasi tersebut meliputi, rerouting angkot yang ini penataan rute baru angkot yang tadinya hanya ada 23 trayek menjadi 33 trayek. Sebelumnya angkot baru melayani 59 kelurahan, kita menjadi 68 kelurahan.

Ratna Handayani pemilik dan pendiri Batik Geulis Handayani menyebutkan, batik motif angkot menjadi milik Pemerintah Kota Bogor yang dapat diproduksi oleh pengrajin batik di Kota Bogor.

"Ini motif milik bersama, tidak masalah jika ada pengrajin batik lain yang akan memproduksi," katanya.

Ide memproduksi batik angkot muncul muncul karena Ratna pengguna setia angkot trayek 05. Setiap menggunakan angkot ia banyak melihat warna, melihat banyak ragam dan bertemu banyak orang yang memberikannya ide untuk berkarya.

"Beda kalau naik angkot itu kita bisa melihat banyak warga, bertemu banyak orang. Kalau naik mobil pribadikan kita fokus satu titik saja," katanya.

Peluncuran Batik Angkot terbilang menarik, diisi dengan paragaan busana batik angkot oleh sejumlah model dan juga pimpinan Muspida. Wali Kota Bogor Bima Arya tampil bersama istri Yane Ardian, Dandim 0606/Kota Bogor bersama istri.

Selain itu Sekretaris Daerah Ade Syarif berdampingan dengan istri dan Kapolresta Bogor didampingi oleh salah satu model. Selain itu, batik angkot juga diperagakan oleh sopir angkot dan pengurus Organda Kota Bogor.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017