Cikarang, Bekasi (Antara Megapolitan) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menyatakan daerah tersebut kekurangan 401 orang dokter bila harus melayani kesehatan 3,6 juta penduduk.

"Untuk saat ini jumlah dokter di Kabupaten Bekasi baru 1.399 orang dengan perincian 360 orang di antaranya merupakan dokter spesialis, sisanya umum," kata Ketua IDI Kabupaten Bekasi, dr Noor Aria Sofiana di Kabupaten Bekasi, Sabtu.

Menurut dia, dalam pelayanan kesehatan jika mengacu pada jumlah dokter yang ada, jumlah itu tidak seimbang. Kekurangan dokter ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi penanganan medis kepada pasien.

Ia menyebutkan jumlah ideal untuk satu dokter umum melayani 2.500 penduduk.

"Sedangkan satu dokter spesialis idealnya melayani 10.000 penduduk. Jadi tinggal dihitung saja kekurangannya," katanya.

Persoalan kekurangan dokter ini kerap terjadi di kota kecil dengan jumlah penduduk yang melebihi batas kemampuan pelayanan kesehatan, termasuk Kabupaten Bekasi.

Untuk itu, kata dia, pihak swasta maupun pemerintah perlu melakukan kemitraan dengan beberapa universitas ternama yang memiliki fakultas kedokteran, supaya lulusannya dapat ditempatkan pada daerah-daerah yang membutuhkan.

Menurut dia, dengan adanya kekurangan dokter itu, tidak jarang daerah harus memanggil bantuan medis dari kota terdekat karena tidak ada jalan lain ketika harus melayani pasien yang jumlahnya melebihi batas maksimum.

Penambahan jumlah dokter ini, lanjutnya, penting dilakukan. Belum lagi saat ini terjadi lonjakan pasien setelah dikeluarkannya program kesehatan dari pemerintah, seperti BPJS.

Dengan adanya jaminan kesehatan itu membuat masyarakat kini lebih sadar dan peka akan pentingnya memeriksakan kesehatannya.

Namun persoalan kekurangan jumlah dokter bisa diatasi dengan cara duduk bersama Dinas Kesehatan, pihak rumah sakit serta asosiasi profesi kesehatan lainnya.

Dari pertemuan itu, nantinya dapat diketahui jumlah pasti petugas medis yang dibutuhkan. Tentunya harus melihat pemetaan jumlah penduduk terbanyak pada setiap kecamatan.

Dengan adanya pemetaan akan jauh lebih menguntungkan untuk melakukan pembagian kebutuhan dokter beserta fasilitas medisnya.

Noor Aria menjelaskan dalam menyelesaikan masalah itu harus ada kerja sama berbagai pihak seperti ikatan bidan, dinas kesehatan, perawat dan lainnya.

"Ini dilakukan sebagai salah satu cara pasti agar dapat mengambil keputusan bijaksana dan lebih rasional. Tetapi juga akan mengajak beberapa lulusan dokter baru untuk bergabung," katanya.

Pewarta: Mayolus Fajar D

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017