Para pemudik yang menggunakan kendaraan roda empat dinilai perlu memperhatikan kondisi ban sebelum mereka memutuskan mudik dengan kendaraan pribadi agar tidak terjadi sesuatu dalam perjalanan.
Deputy Head Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia, Fisa Rizqiano dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa ban merupakan komponen utama yang langsung bersentuhan dengan permukaan jalan.
"Karena kontrol utama ketika kendaraan sedang berjalan ada pada ban," katanya.
Ia menegaskan, meeski lebarnya kurang lebih hanya selebar telapak tangan tetapi perannya penting untuk unsur keselamatan dalam berkendara.
Oleh karena itu, tegasnya, maka perlu adanya pemeriksaan sebelum melakukan perjalanan panjang untuk memastikan ban tersebut dalam kondisi prima.
Ini sejumlah tip penting untuk para pemudik yang berkendara dengan mobil pribadi :
Tekanan angin ban
Para pengguna kendaraan roda empat yang memaksakan tekanan angin berlebih atau kurang cenderung memiliki resiko yang fatal, karena dapat mempengaruhi pengendalian (handling) serta daya cengkram (grip) kendaraan mereka.
Tidak hanya membahayakan orang sekitar, tekanan angin yang tidak sesuai justru memberikan rasa yang kurang nyaman selama berkendara, membuat akselerasi terasa lebih lambat, mengurangi efisiensi bahan bakar, serta mempercepat kerusakan pada ban akibat keausan yang tidak merata.
Ia memberikan saran yang pas dalam memeriksakan tekanan ban, yakni pada saat ban dalam keadaan dingin yang idealnya tercapai saat kendaraan berada dalam kondisi berhenti selama kurang lebih tiga jam.
“Perlu dicatat bahwa tekanan yang berada pada sumbu yang sejajar harus sama, sementara tekanan pada ban depan dan belakang dapat saja berbeda. Informasi tekanan ban ideal dapat Anda lihat pada lis pintu supir bagian atau pada buku owner’s manual kendaraan Anda,” ujar dia.
Kondisi fisik
Layak atau tidaknya kondisi ban sebenarnya dapat diketahui dengan pengamatan visual sederhana tanpa memerlukan bantuan alat khusus.
Pertama, periksa kondisi keausan atau kedalaman tapak ban kendaraan itu sendiri.
Menurut dia, tapak ban yang aus dapat berakibat pada berkurangnya kemampuan pengendalian kendaraan, meningkatnya risiko "aquaplaning" saat hujan, serta memperpanjang jarak pengereman kendaraan.
Perlu diingat juga, fungsi rem adalah menghentikan roda kendaraan, bukan menghentikan kendaraan itu sendiri. Jika tapak ban sudah aus, kendaraan bisa saja tetap tergelincir meski roda sudah terkunci dalam kondisi pengereman hard braking.
“Untuk mudahnya, tingkat keausan ban dapat diketahui dengan melihat tire wear indicator (TWI) yang berada pada dinding samping (sidewall) ban. Jika tapak ban sudah sejajar dengan garis-garis TWI, artinya kedalaman tapak yang tersisa sudah kurang dari batas aman, yakni 1.6mm, dan sudah memerlukan penggantian ban,” jelas dia.
Barang bawaan
Seperti halnya mobil, ban juga memiliki nilai daya angkut maksimum. Daya angkut maksimum menggambarkan beban maksimum yang dapat ditanggung oleh masing-masing ban dan terdapat pada dinding samping (sidewall) ban.
Mematuhi batasan ini penting karena beban yang berlebihan akan berdampak buruk pada ban serta pengendalian kendaraan.
Kendaraan yang overload dapat menyebabkan pengendalian menjadi tidak responsif, meningkatkan konsumsi bahan bakar, serta mempercepat keausan pada ban.
Tindakan darurat
Jika selama perjalanan mudik mengalami kejadian yang kurang menyenangkan, seperti ban bocor atau sobek, para pengendara haus menghadapi kondisi tersebut dengan tenang dan tidak panik apalagi sampai menginjak rem secara tiba-tiba.
Dalam kondisi ini, pengendara harus mengusahakan posisi stir yang lurus dan biarkan kendaraan melambat secara alami dengan bantuan engine braking. Setelah kendaraan melambat, perlahan arahkan kendaraan ke tempat aman seperti bahu jalan, berhenti, nyalakan lampu hazard serta pasang segi tiga pengaman.
“Jika kendaraan Anda menggunakan ban serep tipe temporary yang biasanya berukuran lebih kecil, perhatikan kecepatan serta jarak tempuh maksimum yang tertera pada ban cadangan tersebut,” ungkap dia.
Ketika menemukan toko ban terpercaya, pastikan ban baru tersebut sesuai dengan yang ban lain yang terpasang pada mobil pemilik (termasuk ukuran ban, jenis, indeks beban dan simbol kecepatan).
Kementerian Perhubungan memprediksi bahwa puncak mudik akan terjadi pada H-2 atau Senin (8/4) sebanyak 26,2 juta orang (13,7 persen), lalu H-4 pada Sabtu (6/4) sebanyak 23,2 juta orang (11,98 persen) serta H-3 atau Minggu (7/4) sebanyak 23,1 juta orang (11,94 persen).
Kondisi ini juga perlu menjadi pertimbangan para pemudik, agar perjalanan menjadi lebih menyenangkan dan juga memberikan kesan yang nyaman selama berkendara ke kampung halaman.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ini pentingnya periksakondisi ban sebelum mudik
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024