Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Mary Liziawati mengingatkan kepada seluruh warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD).

"Pada awal tahun 2024 ini sudah terjadi peningkatan kasus yang cukup tinggi. Tercatat pada Januari terdapat 202 kasus dan Februari 328 kasus. Kota Depok termasuk wilayah endemis penyakit DBD, sehingga kasusnya selalu ada setiap tahunnya," kata dia di Depok, Jawa Barat, Jumat.

Warga diminta tetap waspada terhadap kasus DBD. Jika warga mengalami gejala demam lebih dari tiga hari segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Baca juga: Dinkes Depok berikan kiat sehat pada warga selama menjalankan ibadah puasa

Ia menyebutkan DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan virus dengue. Penyakit ini dapat menyerang semua umur dengan beberapa gejala.

Gejala penyakit DBD, antara lain panas tinggi lebih dari 39 derajat Celsius, nyeri otot dan nyeri sendi, mual dan muntah, nyeri ulu hati, dan dapat disertai pendarahan, bahkan dapat menyebabkan kematian.

"Virus DBD ini belum ada obat pembunuhnya sehingga masyarakat diingatkan untuk mengutamakan pencegahan," katanya.

Baca juga: Dinkes Depok targetkan 358.422 anak usia 1 hingga 12 tahun dapat obat cacing

Masyarakat dapat melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menguras, menutup, dan mendaur ulang barang yang bisa menjadi tempat berkembang nyamuk penyebab DBD atau 3M Plus.

"Jangan sampai terlambat, tetap waspada dan rutin melaksanakan PSN dan pemeriksaan jentik berkala (PJB)," katanya.

Peningkatan kasus DBD membuat Wali Kota Depok Mohammad Idris mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor: 440/150-Dinkes tentang Kesiapsiagaan Peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Depok, Jawa Barat.

Baca juga: Dinkes Depok buka pelatihan penyuluhan keamanan pangan bagi IRTP

Surat itu menindaklanjuti SE Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Nomor PV.05.01/C.V/2526/2024 tentang Kesiapsiagaan Peningkatan Kasus DBD, terutama terkait dengan potensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.

Dia mengatakan camat dan lurah serta seluruh masyarakat perlu mengambil langkah-langkah antisipatif guna mencegah peningkatan kasus DBD.

Langkah itu, antara lain meningkatkan surveilans kasus dan surveilans faktor risiko kejadian DBD, seperti melalui PJB, melaporkan hasil pelaksanaan PJB oleh kader kesehatan ke puskesmas wilayah masing-masing untuk kemudian disampaikan ke Dinkes Kota Depok.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024