Cibinong (Antara Megapolitan) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan mempresentasikan peran aparat kepolisian dalam berbagai aspek pengamanan masyarakat sejak sebelum kemerdekaan hingga kini untuk membangun kesadaran arti kebersamaan melalui ulama sebagai tokoh masyarakat.
"Saya akui polisi juga masih banyak kekurangan, tapi kita selalu di depan dalam pengabdian, maka kebersamaan kita penting" kata Dia di Ruang Serbaguna 2 Gedung Sekretaris Daerah) (Setda) Kabupaten Bogor, Senin.
Ia menyebutkan, jika masyarakat mengingat sejarah kemerdekaan, bahwa hanya polisi yang dahulu di sebut opas dijaman penjajahan tidak mau dilucuti senjata dan bergabung dengan masyarakat untuk merdeka karena TNI belum terbentuk.
Sebab itu, persatuan dan kebersamaan polisi dengan pahlawan dan tokoh masyarakat, ulama serta seluruh elemen masyarakat yang membuat Indonesia merdeka.
Ia menyampaikan perbedaan polisi Indonesia dengan polisi negara lain adalah prajurit polisi Indonesia terbentuk sebagai pejuang bersama rakyat dan polisi luar negeri dibentuk secara adminstratif.
Irjen Pol Anton juga mengatakan pihaknya tidak menampik kekurangan di dalam anggotanya yang masih ada menjadi oknum pungli, kekerasan, saling sikut, mencari muka karena itu pembinaan terus dilakukan.
Namun, kata Dia masyarakat dan ulama diajak melihat pengabdian peran kepolisian yang menjadi garda depan bersama aparat lainnya dalam bencana alam seperti banjir, pengamanan jalan dan hal mencekam lainnya.
"Kita selalu patroli, seperti yang kita lihat dalam layar, saat anda tidur kita tetap jaga selama dua puluh empat jam dan bisa dilihat sebenarnya anggota kita juga banyak yang menjadi korban dalam kerusuhan tapi itu sudah kewajiban kita," paparnya.
Ia menyampaikan dirinya sengaja memberikan gambaran kepada ulama dan tokoh masyarakat untuk melawan intoleransi yang belakangan terjadi.
Kapolda meyakinankan bahwa isyu-isyu perpecahan bisa sengaja dilakukan untuk menghambat Indonesia menjadi hebat dan maju.
Sebab sejak sejarah Indonesia bersatu, hanya dengan kebersamaan polisi dengan ulama dan masyarakat yang membuat perkembangan Indonesia menjadi pesat.
"Kita bisa dengar saat ini cuplikan pidato Bung Tomo takbir tiga kali, maka dari awal aparat Indonesia itu religius," ujarnya.
Pertemuan dihadari Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan, Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky, Ketua MUI Kabupaten Bogor KH Mukri Aji dan perwakilan ulama dan tokoh masyarakat tingkat kecamatan dan desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Saya akui polisi juga masih banyak kekurangan, tapi kita selalu di depan dalam pengabdian, maka kebersamaan kita penting" kata Dia di Ruang Serbaguna 2 Gedung Sekretaris Daerah) (Setda) Kabupaten Bogor, Senin.
Ia menyebutkan, jika masyarakat mengingat sejarah kemerdekaan, bahwa hanya polisi yang dahulu di sebut opas dijaman penjajahan tidak mau dilucuti senjata dan bergabung dengan masyarakat untuk merdeka karena TNI belum terbentuk.
Sebab itu, persatuan dan kebersamaan polisi dengan pahlawan dan tokoh masyarakat, ulama serta seluruh elemen masyarakat yang membuat Indonesia merdeka.
Ia menyampaikan perbedaan polisi Indonesia dengan polisi negara lain adalah prajurit polisi Indonesia terbentuk sebagai pejuang bersama rakyat dan polisi luar negeri dibentuk secara adminstratif.
Irjen Pol Anton juga mengatakan pihaknya tidak menampik kekurangan di dalam anggotanya yang masih ada menjadi oknum pungli, kekerasan, saling sikut, mencari muka karena itu pembinaan terus dilakukan.
Namun, kata Dia masyarakat dan ulama diajak melihat pengabdian peran kepolisian yang menjadi garda depan bersama aparat lainnya dalam bencana alam seperti banjir, pengamanan jalan dan hal mencekam lainnya.
"Kita selalu patroli, seperti yang kita lihat dalam layar, saat anda tidur kita tetap jaga selama dua puluh empat jam dan bisa dilihat sebenarnya anggota kita juga banyak yang menjadi korban dalam kerusuhan tapi itu sudah kewajiban kita," paparnya.
Ia menyampaikan dirinya sengaja memberikan gambaran kepada ulama dan tokoh masyarakat untuk melawan intoleransi yang belakangan terjadi.
Kapolda meyakinankan bahwa isyu-isyu perpecahan bisa sengaja dilakukan untuk menghambat Indonesia menjadi hebat dan maju.
Sebab sejak sejarah Indonesia bersatu, hanya dengan kebersamaan polisi dengan ulama dan masyarakat yang membuat perkembangan Indonesia menjadi pesat.
"Kita bisa dengar saat ini cuplikan pidato Bung Tomo takbir tiga kali, maka dari awal aparat Indonesia itu religius," ujarnya.
Pertemuan dihadari Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan, Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky, Ketua MUI Kabupaten Bogor KH Mukri Aji dan perwakilan ulama dan tokoh masyarakat tingkat kecamatan dan desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017