Bogor (Antara Megapolitan) - "Alumni Libya meminta Pemerintah RI agar lebih berperan aktif dalam mendorong proses perdamaian di Libya, di mana saat ini ada dualisme pemerintahan yang menghambat kestabilan Libya."

Demikian saran dan masukan yang disampaikan KH Dr Muhyidin Junaedi MA di sela-sela acara pembukaan Reuni Akbar Ikatan Alumni Libya Indonesia, di Puncak Bogor, Jawa Barat, Ahad (25-26/3/2017).

Saran Ketua MUI Pusat dan Penasihat IKALI tersebut disepakati sebagai salah satu rekomendasi dari acara Reuni Akbar Alumni Libya Indonesia.

Sekjen IKALI, Imron Baehaqi menjelaskan, reuni ini merupakan media konsolidasi dan silaturahim di antara alumnus Libya lintas generasi yang sejatinya adalah lulusan Kuliah Dakwah Islam, Tripoli Libya, yaitu sebuah lembaga pendidikan perguruan tinggi Dakwah Islam di bawah naungan organisasi internasional, Jam'iyyah Dakwah Islam Sedunia (The World Islamic Call Sociaty) yang berpusat di Tripoli.

Di samping itu, katanya lebih lanjut, reuni ini juga bertujuan untuk menguatkan peran da'wah alumni, baik di tingkat lokal atau pun global.

Oleh sebab itu, salah satu agendanya adalah melakukan pembenahan dan penyegaran kepengurusan organisasi.

Kegiatan reuni kali ini dihadiri peserta dari berbagai daerah, yakni dari Makassar, Jember, Bandung, Karawang, Jabodetabek, bahkan juga ada yang datang dari Singapura.

Hadir sejumlah tokoh alumni senior, seperti KH Muhyiddin Junaidi MA, salah seorang Ketua MUI. Kemudian Ustdz. Aunur Rafiq Saleh Tamhid Lc, Dr Fisher Zul, Dr Andi Hamzah, Syafril Halim MA, Atmadi Rasyid Lc, dan lainnya.

Hadir pula Dr Khalid al Jaroosy, representasi dari Jam'iyyah Da'wah.

Situasi Libya Terkini

Dalam sambutannya, Dr Khalid menyampaikan perkembangan situasi Libya terkini, baik politik, sosial dan ekonomi. Termasuk masa depan Jam'iyyah Dakwah Islam dalam mempertahankan peranannya bagi umat Islam, khususnya di sektor pendidikan dan aktivitas dakwah.

Beliau mengharapkan dan memohon Do'a kepada segenap alumni Libya, agar kemaslahatan, terutama perdamaian, dan keamanan di Libya segera terwujud kembali.

"Dalam kesempatan baik ini, wakil Jam'iyyah mengungkapkan kegembiraan dan kebanggaannya dengan adanya program reuni akbar ini," katanya.

"Saya merasa bangga dan gembira dengan pertemuan di antara lulusan Kuliah Dakwah seperti ini," ungkapnya lagi.

Ketua IKALI Periode 2017-2021

Imron Baehaqi juga menginformasikan bahwa secara aklamasi, majelis reuni alumni memberikan amanah kepada Aunur Rafiq Shaleh Tamhid sebagai Ketua IKALI Periode 2017-2021.

Meurut dia, Ustaz Aunur Rafiq tentu figur yang tidak asing lagi bagi para aktivis da'wah.

Beliau dikenal sebagai penerjemah senior dan pengusaha Muslim yang sukses. Banyak unit usaha yang beliau tekuni, di samping sebagai pemilik Rabbani Press, beliau juga menjalani bisnis travel.
 
Reuni ini memang menjadi media yang sangat penting untuk saling tukar pikiran dan pengalaman. Mengingat para alumni Libya ini, pada umumnya sudah banyak berkiprah dan mengabdi di tengah masyarakat, khususnya dalam bidang dakwah dan kegiatan sosial kemasyarakatan.

Seperti di organisasi Islam Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, NU, PERSIS, Dewan Dakwah, Al-Irsyad, dan sebagainya.

Berkaitan dengan suasana politik di Libya terkini, yakni setelah gerakan revolusi yang ditandai dengan tumbangnya rezim Qahdafi,  kondisi Libya masih belum pulih dan stabil.

Bantuan Pemerintah RI

Libya kini dihadapkan kepada permasalahan yang semakin kompleks dan rumit. Dan saat ini, di Libya ada dua kekuatan pemerintah yang berkonfrontasi untuk mendapatkan pengaruh dan kekuasaan yang legal.

Oleh sebab itu, Alumni Libya meminta pemerintah RI agar melakukan pendekatan diplomatik yang terukur dan strategis terhadap dualisme pemerintahan yang terjadi di Libya sekarang ini.

Konflik saudara yang berkepanjangan sudah seharusnya diakhiri,  tempuh rekonsiliasi yang penuh damai, adil, dan lapang dada. Sehingga situasi dan masa depan Libya menjadi lebih baik, cerah dan berkemajuan.

Dalam pertemuan ini, terjaring sejumlah program penting untuk direalisasikan oleh kepengurusan IKALI yang baru, program jangka pendek atau pun jangka panjang yang memberi manfaat, baik bagi anggota Ikatan, atau pun bermanfaat untuk umat dan bangsa secara umum.

Adapun program unggulan yang dibahas dan disetujui, di antaranya adalah pendataan keanggotan alumni yang lebih lengkap dan rapih, membuat program ekonomi, kajian-kajian ilmiah, seminar, dan penerbitan buku. Misalnya, buku yang menyoroti persoalan Timur Tengah, khususnya masa depan Libya. (RLs/ANT/BPJ/Ags/MTh).

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017