Bogor (Antara Megapolitan) - Kesulitan mendapatkan angkutan umum dirasakan warga Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat akibat demo yang dilakukan para supir terkait tansportasi online, Senin.

Gaisha (30) warga perumahan Ciomas, mengeluh sudah sejak pagi ia sulit mendapatkan angkot jurusan Ciomas-Merdeka, selain itu ia juga kesulitan mengakses ojek online.

"Saya terpaksa izin ke kantor hari ini tidak bisa berangkat kerja. Karena angkot di wilayah saya sepi, dari pagi saya tungguin susah dapatnya," kata Gaisha.

Gaisha sudah mencoba mencari alternatif angkutan lain, seperti memesan ojek online. Tetapi beberapa kali pesanan yang diakses selalu gagal.

"Udah coba pesan ojek online, tapi dari pagi gagal terus. Tidak bisa diakses," katanya.

Gaisha bekerja di Jakarta, dari Ciomas ia perlu naik angkot menuju stasiun kereta Bogor. Tetapi hingga pukul 09.40 WIB, ia tidak dapat melanjutkan perjalanan menuju stasiun hingga akhirnya balik pulang ke rumah.

"Saya terpaksa izin masuk kerja, saya pulang lagi ke rumah, di wilayah saya Ciomas banyak warga yang kesulitan dapat angkot," keluhnya.

Sementara itu, informasi dari Polresta Bogor Kota, demo angkot dilakukan oleh sejumlah supir angkot trayek perbatasan didominasi wilayah Kabupaten Bogor.

Para supir angkot melakukan aksi mogok dan berkumpul di bawah jalan layang di Jl Sholeh Iskandar. Mereka akan melakukan aksi demo ke DPRD Kabupaten Bogor.

Menurut laporan dari Intel Polresta Bogor Kota, angkot yang melakukan aksi mogok adalah trayek Cisarua, Cibedug, Cicurug, Pagelaran, Ciomas, Citereup, dan lainnya.

Aksi mogok supir angkot terkait keberadaan ojek dan taksi online yang menjamur sehingga menurunkan pendapatan sejumlah supir. Para supir mendesak pemerintah untuk mengatur dan menata keberadaan transportasi online.

Ketua Umum Organda Kota Bogor, Jawa Barat, Moch Ischak menyebutkan, pihaknya telah mengimbau kepada seluruh supir dan pemilik angkot untuk tidak ikut dalam aksi unjuk rasa tersebut, karena dapat merugikan para supir.

"Kami sudah jauh-jauh hari mengimbau supir dan pemilik angkot untuk tidak usah ikut demo. Karena justru kita yang rugi, tidak narik penumpang tidak dapat penghasilan," katanya.

Menurut Ischak, pihaknya lebih sutuju untuk difasilitasi ke DPRD dan menyampaikan aspirasinya, daripada ikut unjuk rasa yang akan berdampak pada masyarakat serta para supir yang tidak mendapat penghasilan.

"Kami juga sepakat dengan Pemerintah Kota Bogor yang akan membatasi operasional transportasi online ini dengan diberlakukannya sistem kuota, jadi masyarakat tetap punya altenatif untuk mendapatkan layanan transportasi," katanya.

Sementara itu, suasana lalu lintas di Kota Bogor terpantau lancar, sejumlah angkot juga masih beroperasi. Seperti trayek Bubulak-Baranangsiang, Bubulak-Sukasari, serta angkot yang beroperasi seputar Kebun Raya dan Istana Bogor. Tidak tampak penumpukan penumpang.

Sedangkan ojek online yang biasa mangkal di trotoar dan taman-taman tampak berkurang jumlahnya. Menurut informasi mereka tidak menggunakan atribut agar tidak mencolok.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017