Calon Anggota DPRD Depok Apt. Nurul Hasanah, M Gizi dapil Beji CInere Limo bertekad untuk memerangi kasus Stunting (kurang gizi kronis) di Kota Depok yang jumlahnya kini masih tinggi.

"Salah satu misi saya untuk menjadi anggota DPRD di Depok adalah, mendorong pengembangan kebijakan yang mendukung peningkatan kualitas kesehatan dan gizi masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), salah satunya menurunkan angka stunting yang saat ini masih berkisar 12,6 persen di Kota Depok," kata Nurul Hasanah, Calon Legislatif DPRD dari Partai PKS di Depok, Sabtu.

Menurut Nurul, yang disebut Stunting adalah, kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, biasanya terjadi pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari kehamilan hingga usia 2 tahun.

Stunting ini mempunyai dampak yang mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif seorang anak yang dapat berlangsung sepanjang hidup.

Nurul juga mengemukakan bahwa dari banyak penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kondisi stunting dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan prestasi belajar seorang anak. Kondisi ini jika dibiarkan pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas SDM masyarakat Depok di masa depan.
 

“Oleh karena nya mari upayakan agar tidak ada lagi kasus baru stunting di Kota
Depok dan dibutuhkan kolaborasi antar sektor untuk bisa menurunkan kasus
stunting di Kota Depok," kata Nurul.

Nurul mengutip angka hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menyebutkan, prevalensi stunting di Kota Depok sebesar 12,6 persen. Angka ini lebih rendah dari target nasional yaitu 14 persen pada 2024. Sementara angka stunting di tingkat nasional pada tahun yang sama yaitu 21,6 persen. Turun 2,8 persen dari tahun 2021 yaitu 24,4 persen.

Meskipun jumlah angka stunting lebih rendah dari jumlah angka nasional, saya kelak jika terpilih sebagai anggota dewan akan berupaya menjadikan jumlah itu secara bertahap menurun hingga mencapai target sesuai arahan SDGs yakni 0 persen di tahun 2030.

Penekanan itu bukan tidak mungkin karena di kawasan 
Bekasi jumlahnya lebih rendah dari Depok, yakni 6 persen. Itu artinya butuh kebijakan yang perlu dianggarkan untuk perbaikan kesehatan dan gizi masyarakat Depok.

Nurul menyebutkan, dalam penanganan kasus stunting butuh melibatkan segala aspek baik intervensi spesifik maupun sensitif, diantaranya Nutrisi yang memadai, perawatan kesehatan, sanitasi yang baik dan akses ke makanan bergizi seimbang.

Kolaborasi antar sektor penting sekali untuk bisa 
mewujudkan hal tersebut, salah satunya yang bisa dilakukan oleh seorang
anggota dewan selain mendorong kebijakan yang mendukung peningkatan
akses kesehatan dan gizi masyarakat yakni memastikan alokasi anggaran yang optimal untuk program gizi dan kesehatan anak, ibu hamil juga remaja, kata Nurul yang merupakan caleg perwakilan perempuan di bidang kesehatan
dengan nomor urut 5 dari Partai PKS.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024