Bogor (Antara Megapolitan) - Ketua Umum Asosiasi Dosen Bagi Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (ALFED) DR Bambang Setiono melantik empat pengurus daerah Korda Jawa Barat meliputi Kota Bogor, Bekasi, Karawang, dan Tasikmalaya, di Universitas Pakuan Kota Bogor, Kamis.

"Semoga keberadaan aktivitas ALFED mendukung literasi keuangan inklusi menuju masyarakat lebih sejahtera di wilayah Bogor, Bekasi, Karawang dan Tasikmalaya," kata Bambang.

Bambang mengatakan, sebelumnya ALFED melantik lima Pengda di antaranya Cirebon, dan Sumatera Utara. Dalam tahun ini akan ada 10 Pengda ALFED yang akan dilantik.

"Kita ingin ALFED hadir di seluruh provinsi di Indonesia," katanya.

Menurutnya, Pengda ALFED bertugas menjalan program-program yang dirancang ALFED yakni Program Mengelola Ekonomi Keluarga atau Promeka.

"Promeka punya tiga kegiatan utama yakni penilaian tingkat kesehatan ekonomi keluarga melalui aplikasi yang diberi nama ITIKAD yakni indikator kesejahteraan keluarga independen," katanya.

Menurut Bambang, aplikasi ITIKAD ini mulai akan diperkenalkan ke masyarakat pada bulan Maret dan April. Prokema salah satu program ALFED dalam mengedukasi masyarakat untuk memahami literasi keuangan dan membangun perekonomian keluarga yang inklusi.

"Kita ingin masyarakat mandiri secara ekonomi, meminimalisasi bank keliling, menjadikan masyarakat dapat mengakses perbankan secara mudah, meningkatkan ekonominya, dan pandai mengelola keuangannya," kata Bambang.

Menurut Bambang, dosen memilki peran stategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Tri Dharma perguruan tinggi yang efektif.

Pelantilan Pengda ALFED Korda Jawa Barat digelar bersamaan dengan seminar bertajuk "Membangun Ekonomi Keluarga Untuk Keuangan Yang Lebih Inklusi".

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, didampingi Asisten Bidang Perekonomian, Edgar Suratman, Ketua Tim Penggerak PKK, Yane Ardian, Rektor Universitas Pakuan, Bibin Rukbini.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengapresiasi kehadiran Pengda ALFED di Kota Bogor, berharap dapat bersama-sama memerangi bank keliling atau renternir yang masih beroperasi di tengah masyarakat.

"Masyarakat sudah banyak menolak kehadiran bank keliling, bahkan bikin spanduk depan gang. Tapi ini tidak bisa dicegah hanya dengan spanduk, tapi perlu gagasan dan strategi untuk memeranginya," kata Bima.

Menurut Bima, dampak yang ditimbulkan dari bank keliling tidak hanya dari sektor fisik, tapi juga non fisik. Banyak keluarga yang bercerai, bahkan ada anonim yang menyebutkan "dari hutang budi dibayar bodi".

"Kebanyakan masyarakat menggunakan bank keliling hanya untuk keperluan konsumtif, membeli handphone. Jadi kemitraan dengan ALFED ini diharapkan dapat menjadikan masyarakat bisa bankable," kata Bima.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017