Bekasi (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menggandeng pihak swasta PT Moya Indonesia untuk melakukan percepatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) bagi warga di wilayah setempat.

"Kerja sama ini berkenaan dengan adanya peningkatan kapasitas kebutuhan air bersih warga Kota bekasi. Esensi yang perlu digarisbawahi agar progres ke depan dapat tertib secara administrasi melalui penyiapan regulasi," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Kamis.

Dalam agenda penandatanganan kerja sama kedua pihak di kantor Wali Kota Bekasi Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, PT Moya Indonesia memiliki kewajiban dalam melakukan percepatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

Kegiatan yang dilakukan berupa survei lapangan, kejian hukum yang berlaku, kajian teknis SPAM dan kajian administrasi serta keuangan.

Dalam sambutannya Rahmat mengatakan, percepatan pengembangan SPAM di Kota Bekasi merupakan bagian dari rangkaian proses pemisahan aset Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bhagasasi.

"Dalam proses pemekaran wilayah Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi pada 1998 lalu, PDAM tidak diserahkan pada Pemkot Bekasi, tapi ada perjanjian kerja samanya," katanya.

Saat ini Pemkot Bekasi telah memiliki PDAM Tirta Patriot yang melayani pasokan air bersih bagi 2,6 juta jiwa warganya di 12 kecamatan setempat.

"Harus diambil langkah radikal yang tidak timbulkan kegaduhan agar Pemkab Bekasi paham. Saat saham ditarik harus sama-sama menyadari pentingnya pelayanan air bersih bagi warga sesuai target MDG`s yang ditetapkan pemerintah pusat," katanya.

Dia berharap, kajian PT Moya Indonesia dapat berimplikasi positif pada penambahan pembangunan instalasi air bersih dalam rangka penambahan kebutuhan distribusi air bersih Kota Bekasi.

Direktur Utama PT Moya Indonesia Irwan Dinata mengatakan pihaknya akan melakukan studi dengan melibatkan konsultan yang baik untuk meneliti instalasi air bersih yang tepat bagi warga Kota Bekasi.

"Kita bermitra dengan Pemkot Bekasi, kita akan cari sistem instalasi air terbaik untuk Kota Bekasi," katanya.

Menurut dia, pihaknya telah menjalani bisnis sebagai konsultan air bersih sejak 2014.

"Sampai saat ini kita sudah membangun cukup besar jaringan air bersih di Indonesia mencapai Rp2.300 liter. Padahal pada awalnya baru masuk di bawah 500 liter," katanya.

Menurutnya, Indonesia saat ini masih terbelakang di wilayah Asia Tenggara dalam penyediaan instalasi air bersih.

"Di Indonesia saat ini baru 30 persen masyarakat yang sudah teraliri air bersih. Kalah dengan Filipina yang sudah di atas 90 persen, Thailand di atas 70 persen, dan Vietnam 60 persen," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017