Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu menyebutkan danau di Desa Talang Boseng, Kecamatan Pondok Kelapa yang berubah warna air dari cokelat menjadi biru karena penggunaan pupuk jenis mutiara yang berlebihan.
 
"Melihat dari hasil laboratorium bahwa air berwarna biru berasal dari phosfat yang melampaui ambang batas. Phosfat itu salah satu kandungan dalam pupuk mutiara biru," kata Kepala DLH Kabupaten Bengkulu Tengah Mahendra Gustian saat dikonfirmasi di Bengkulu, Sabtu.
 
Hal tersebut diketahui setelah pihaknya melakukan uji parameter dan ditemukan tiga unsur yang melebihi bahan baku, yaitu BDO3, COD, dan Phosfat atau fosfat (PO4).
 
Baca juga: Walhi NTB soroti dugaan kerusakan mangrove dan penimbunan kawasan wisata Danau Gili Meno
 
Daerah setempat memiliki Peraturan Daerah (Perda) Pemerintah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2005 tentang penetapan baku mutu air dan kelas air sungai lintas kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu (Kelas II).
 
Berdasarkan hasil tes laboratorium, kata dia, air berwarna biru diduga berasal dari pupuk mutiara yang penggunaan untuk tanaman kelapa sawit secara berlebihan.
 
Oleh karena itu, air tersebut tidak layak dikonsumsi, sedangkan masyarakat yang telah membawa air biru dari danau itu ke rumah disarankan tidak mengonsumsi.
 
Beberapa waktu lalu, masyarakat Bengkulu dihebohkan dengan air danau di tengah perkebunan sawit berubah warna menjadi biru.
 
Baca juga: Penggunaan ekoenzim perbaiki kualitas dan kurangi pencemaran air Danau Toba
 
"Danau berdiameter lebih kurang lima meter ini sudah terjadi beberapa waktu lalu. Selain itu, tidak ada pengaruh dari limbah apapun karena di sekitar lokasi tidak ada satupun pabrik maupun tempat pembuangan sampah," ujar Kepala Desa Talang Boseng Iskandar.
 
Salah seorang pengunjung dari Kabupaten Bengkulu Utara, Eni, mendatangi danau biru tersebut karena penasaran sehingga ingin memastikan kebenaran informasi dari video yang beredar.
 
Untuk menghindari terjadinya hal buruk, area di pinggir danau diberi pembatas dan spanduk peringatan.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023