Tak lengkap rasanya jika tidak mampir ke West Lake (Xi Hu) jika mengunjungi Kota Hangzhou yang terletak di Provinsi Zhejiang, China.

West Lake tak hanya terkenal sebagai salah satu destinasi wisata dengan pemandangan yang asri serta kuil dan taman-tamannya yang cantik, danau air tawar ini juga menawarkan pengalaman baru bagi para pelancong melalui pertunjukan musikal imersif.

Pertunjukan dengan tajuk "Impression West Lake: Enduring Moments of Hangzhou" itu pertama kali ditampilkan di West Lake sebagai salah satu sorotan spesial untuk memeriahkan KTT G20 Hangzhou pada tahun 2016, yang disutradarai oleh sutradara kenamaan Zhang Yimou.

Zhang sendiri merupakan sutradara legendaris China yang menahkodai film-film populer seperti "Hero" (2002), "The Great Wall" (2016), hingga "Shadow" (2018). Ia juga merupakan sosok penting di balik acara pembukaan dan penutupan Olimpiade 2008 Beijing.



Karena mendapatkan apresiasi dari para petinggi negara, pada akhirnya pertunjukan "Impression West Lake: Enduring Moments of Hangzhou" pun terus dijalankan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan dari dalam dan luar negeri, terutama karena musikal memadukan elemen tradisional China dan modern.
 
Salah satu penampilan dalam pertunjukan "Impression West Lake: Enduring Moments of Hangzhou" yang digelar di West Lake, Hangzhou, Zhejiang, China, Senin (23/10/2023). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)


Terdapat setidaknya 10 lagu China dan mancanegara yang ditampilkan pada "Enduring Moments of Hangzhou". Para seniman dan pengisi acara membawakan puisi, opera, musik, dan tarian China di atas panggung beralaskan kaca yang terletak di bawah permukaan air West Lake.

Hal ini membuat para penampil seakan menari dan berjalan di atas air, dengan kemilau cahaya bulan dan gemerlap penataan lampu serta hologram nan canggih serta indah.

Pengalaman menonton pun semakin lengkap dan terasa berbeda karena penonton diberikan sebuah alat yang dikalungkan ke leher. Meski bentuknya serupa dengan headphone, ternyata alat ini berfungsi sebagai penyalur aroma bunga ikonis Hangzhou, osmanthus, yang langsung semerbak dan menemani perjalanan audiens mengarungi 10 babak dalam pertunjukan.

"Saya tidak tahu apa nama alat ini, tapi dari sini, kita bisa mencium aroma osmanthus di sepanjang pertunjukan yang berlangsung satu jam ini," kata Li, seorang jurnalis asal Mongolia yang menyaksikan acara tersebut bersama ANTARA.
 

Babak pertama dibuka dengan penampilan berjudul "Sungai, Bunga, dan Bulan di Malam Musim Semi", yang terinspirasi dari puisi legendaris sastrawan di Dinasti Tang, Zhang Ruoxu.

Sesuai judulnya, pertunjukan memamerkan keindahan alam Hangzhou melalui tiga elemen tersebut, sebelum akhirnya diikuti dengan tarian yang menunjukkan tradisi memetik teh China.

Pertunjukan kemudian diikuti oleh musikal yang terinspirasi oleh legenda populer China "Kekasih Kupu-Kupu", yang diyakini sudah ada sejak ribuan tahun silam. Pertunjukan memadukan tarian, penataan cahaya yang memukau, serta musik klasik.

"Kekasih Kupu-Kupu" adalah legenda Tiongkok tentang kisah cinta tragis sepasang kekasih, Liang Shanbo dan Zhu Yingtai. Mereka saling mencintai, namun cinta keduanya terhalang restu dan tidak bisa bersama hingga akhir hayat mereka.

Setelah mereka meninggal dunia, arwah mereka akhirnya menjelma menjadi kupu-kupu yang indah dan hidup bersama selamanya.


 

Babak selanjutnya adalah "Gunung Tinggi dan Air yang Mengalir", yang merupakan musik klasik China yang menceritakan tentang pemandangan alam Negeri Tirai Bambu.

Lagu ini sekaligus merupakan sebuah metafora bagi sastrawan dan seniman Tiongkok kuno untuk menunjukkan persahabatan, yang nilainya tetap dibawa hingga saat ini, yang menggambarkan kedekatan antara Hangzhou dan dunia.

Tak hanya membawa kesenian masa lalu Tiongkok, pertunjukan juga menghadirkan kesenian klasik dari Barat, seperti penampilan balet terkenal, "Swan Lake".

Pertunjukan menggabungkan tarian balet dengan penataan cahaya serta hologram yang membawa penonton untuk memahami cerita Odette/Odile yang memiliki dua peran atau kepribadian yang dicerminkan melalui metafora "angsa putih" dan "angsa hitam".
 

Tak membutuhkan waktu lama bagi audiens untuk kembali ke dataran China. Babak bertajuk "Aku dan Kampung Halamanku" membawa ratusan pasang mata untuk memasuki indahnya Hangzhou yang kaya dengan literatur dan kotanya yang hijau.

Penampilan ini juga menjadi sambutan yang hangat bagi para penonton yang baru kali pertama menginjakkan kaki di Hangzhou. Babak ini semakin disempurnakan dengan pertunjukan "Sinar Bulan", yang menggambarkan West Lake yang misterius serta keindahan pantulan cahaya bulan di danau.

Dua aksi terakhir dari "Impression West Lake: Enduring Moments of Hangzhou" adalah penampilan bertajuk "Bunga Melati yang Tak Terlupakan", yang diambil dari lagu rakyat Tiongkok populer.
 
Selain dimeriahkan dengan tarian nan cantik dan mendayu, penonton akan dikejutkan dengan indahnya latar belakang yang membentuk selayaknya sebuah kipas yang terus berganti dan meninggalkan kesan yang tak terlupakan.

Akhirnya, "Impression West Lake: Enduring Moments of Hangzhou" akan mencapai klimaksnya dengan "Ode to Joy" dan parade seniman yang terlibat pada pertunjukan ini.

"Impression West Lake: Enduring Moments of Hangzhou" dapat disaksikan di tepi utara West Lake, atau tepat di seberang Kuil Yuefei dan Hotel Shangri-la.

Bagi Anda yang tertarik untuk menyaksikan pertunjukan spesial ini, tiket dibanderol mulai 260 yuan (sekira Rp558 ribu) hingga 600 yuan (Rp1,3 juta).



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jelajahi indahnya Hangzhou lewat musikal imersif di West Lake

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira

Editor : M Fikri Setiawan


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023