Chicago (Antara Megapolitan) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menolak diskriminasi terhadap Muslim sekaligus mengkritik sejumlah rencana penggantinya di Gedung Putih, Donald Trump. Itu disampaikan dalam pidato perpisahan terakhir Obama, Rabu.

"Saya menolak diskriminasi terhadap kelompok Muslim di Amerika," kata dia dihadapan 18.000 orang di Chicago, yang juga merupakan tempat perayaan kemenangan pemilihan umum presiden tahun 2008 lalu.

Penolakan Obama untuk diskriminasi terhadap kelompok Muslim itu merupakan sindiran yang jelas ditujukan untuk Trump.

Trump, yang akan resmi menggantikan Obama pada 20 Januari 2017 sempat mengusulkan larangan masuk bagi orang beragama Islam. Dia juga ingin membangun tembok di perbatasan Meksiko, menghentikan kebijakan mitigasi perubahan iklim, dan menghapus sistem kesehatan publik yang dikenal dengan sebutan Obamacare.

Dalam pidato terkhirnya seperti dilansir Reuters, Obama sendiri menegaskan bahwa pandangannya tidak berubah sejak tahun 2008. 

Dia menjelaskan, perlakuan yang sama terhadap Muslim upayanya menghentikan penyiksaan dan menutup penjara di Teluk Guantanamo adalah bagian dari nilai-nilai kepribadian Amerika Serikat.

Selain itu, dia juga menegaskan perlunya keberanian dalam memerangi pemanasan global dan pentingnya "sains dan akal sehat."

"Jika ada orang yang bisa mengusulkan rencana yang lebih baik dari sistem layanan kesehatan yang ada, yang bisa menjangkau semua orang dengan biaya rendah, saya dengan senang hati akan mendukungnya," kata Obama yang kembali menantang penerusnya.

Trump mendesak Kongres, yang dikuasai wakil dari Partai Republik, untuk menghapus Obamacare.

Sementara itu mengenai rasisme, Obama, sebagai presiden kulit hitam pertama Amerika Serikat mengakui masih adanya persoalan tersebut.

"Setelah saya terpilih, banyak pembicaraan akan munculnya era Amerika pasca-rasial. Mimpi itu sama sekali tidak realistis. Ras masih merupakan jurang pemisah dalam masyarakat kita," kata dia.

Selain itu, Obama juga meminta agar kelompok minoritas di Amerika Serikat tidak hanya memperjuangkan keadilan untuk dirinya sendiri melainkan juga bagi "kelompok kulit putih setengah baya, yang dari luar terlihat diuntungan, namun harus menghadapi bahaya perubahan ekonomi, budaya, dan teknologi."

Ucapan itu nampak ditujukan pada kegagalan Partai Demokrat menarik kelas pekerja kulit yang memilih Trump pada pemilihan umum presiden lalu.

Obama sempat menghapus air mata saat berterima kasih pada istrinya, Michelle Obama, dan wakilnya Joe Bidden.

Kunjungan Obama ke Chicago merupakan perjalanan kepresidenan terakhir bagi Obama. Selama delapan tahun, dia menghabiskan lebih dari 2.800 jam atau 116 hari dalam pesawat kepresidenan.

Setelah turun jabatan, Obama berencana tetap tinggal di Washington sampai putrinya, Sasha, lulus dari sekolah menengah dua tahun mendatang. 

Pewarta:

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017