Tanzania (Antara Megapolitan) - Lebih dari 3.000 ternak mati di Wilayah Morogoro di Tanzania Timur akibat kemarau parah yang terjadi selama dua bulan terakhir.  

Stephen Kebwe, Komisaris Regional Morogoro, mengkonfirmasi situasi tersebut, dan mengatakan Kabuptaen Kilosa merupakan salah satu daerah yang paling terpengaruh kemarau.

Ia mengungkapkan selama dua bulan terakhir, sebanyak 3.829 sapi mati akibat kekurangan lahan rumput dan air.

"Biasanya kabupaten ini menerima hujan pertama pada November, tapi sekali ini tak setetes hujan pun turun sejak April lalu," katanya sebagaimana dikutip yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.  

Pejabat tersebut mendesak peternak agar mengubah cara mereka memanfaatkan ladang rumput di negeri tersebut dengan menggunakan cara yang berkelanjutan dan bukan membabat satu daerah lalu pindah ke daerah lain.

Salah seorang peternak setempat, Lekule Mutusi, mengatakan puluhan ternak telah mati. 

"Situasi di sini buruk. Saya berusaha menyelamatkan nyawa ternak saya dengan memberi mereka makan sekam, tapi sia-sia," katanya. 

Pewarta:

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017