Konser 35 tahun Kla Project harus diakui, mereka masih memesona dan berpendar cahaya, menjelang Konser ‘Harmoni Cahaya’, pada 31 Oktober 2023 yang akan di helat di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta.

Relasi terhadap Generasi Z dan tentu saja Generasi Millenial, sebagai pangsa pasar musik, menjelaskan bahwa KLa Project, memiliki peran yang signifikan dalam bisnis musik di Indonesia hari ini. 

"Sebagai seniman saya ingin karya KLa terus menginspirasi Indonesia. Setiap kali menginspirasi, saya pasti akan  semakin bahagia," jelas Keyboardist KLa Project Adi Adrian dalam keterangannya, Rabu.

"Setiap Karya KLa Menginspirasi, Saya Semakin Bahagia”  Yaay… KLa Project sudah 35 tahun! "Tapi kami masih gondrong," kata Romulo ‘Lilo’ Radjadin, sang gitaris maskulin.

"Kami masih enerjik," tukas sang pujangga, Katon Bagaskara. “Rasanya kami masih related dengan GenZ,” tandas keyboardist jenius, Adi Adrian.
 
Ketiga seniman besar ini; Katon, Lilo dan Adi, adalah tiga enerji terbaik yang dimiliki KLa Project, yang masih tegak berdiri dalam industri musik di Indonesia, sejak 23 Oktober 1988,  hingga kini, belum tergantikan. 

Terbukti, tiket pre-sale konser selebrasi 35 Tahun Kla Project, sold out! Pencapaian ini hanya dalam waktu kurang dari 2 hari, setelah tiket dijual secara online via ‘my ticket’, sejak 1 Oktober lalu. 

Mulai dari tiket kategori Super VIP seharga Rp 2,4 juta hingga kategori lainnya, seperti tiket VIP, Gold, Silver, Super Festival dan Festival. Kini, yang tersisa adalah tiket dengan harga normal.
 
Bagaimana bisa?
 
“Konser ini tentang perjalanan panjang kami selama 35 tahun, yang tak terbayangkan sebelumnya. 

Rasanya, tak hanya kami bertiga yang ingin melakukan selebrasi, tapi juga para penggemar kami. Karenanya, mereka tak ingin kehabisan tiket dan kehilangan kesempatan untuk merayakan perjalanan karya-karya kami bersama penggemar lainnya,” ungkap Adi Adrian, disela waktu latihan bersama.
 
Senada dengan Adi, Katon Bagaskara mengakui bahwa keterlibatan penggemar dalam menyaksikan konser mereka secara langsung, atmosfernya nyaris tak pernah berubah. Selalu ada kebersamaan yang kerapkali memberi enerji dan semangat baru.
 
“Kami bertiga tumbuh bersama, berkesenian dalam kombinasi situasi yang melibatkan emosi penonton. KLa tak hanya sekadar mainin musik, tapi kami memotret perjalanan hidup setiap manusia yang tumbuh bersama kami,” terang Katon, yang merasa bangga karena karya mereka masih dihargai, baik secara komersial maupun apreasiasi secara subtansial.

Sebagai balasan, untuk memuaskan para KLanese dan penikmat musiknya, maka acara yang diselenggarakan oleh Kinarya Legenda Abadi, Perusahaan milik KLa Project, dibawah bendera ‘KLa Corp’, akan dikemas dengan konsep yang lebih istimewa. 

Lebih dari yang pernah terjadi saat konser ulang tahun KLa Project lainnya.
 
Untuk perbandingan saja. Pada Tahun 2018, saat Konser 30 Tahun KLa Project,  dengan tagline ‘Karunia Semesta’, KLa menyajikan  30 karya hypnotized. KLanis yang memadati Plenary Hall, Jakarta Ketika itu dibuai dengan lagu-lagu aransemen baru nan kolosal. 

Ada sentuhan musik etnik khas Indonesia yang kental dan eksotis. Ditambah lagi dengan tata suara, tata panggung dan tata lampu yang sangat menakjubkan.  
 
Itu fakta tahun 2018. Tak terbayangkan, apa yang terjadi dalam selebrasi 35 tahun nanti?
 
“Tentu saja kali ini lebih istimewa dan surprise. 

Ada musisi yang semula KLanese, mereka bagian perjalanan KLa Project, tapi kemudian meraih sukses seperti kami. Kini kami akan tampil bersama, sebagai performer dalam berbagai rangkaian karya. 

Sudah pasti kami semakin memperindah aransemennya,” beber Katon.
 
Apakah kali ini bakal ada 35 lagu hits dengan aransemen baru? Atau jangan-jangan ada 35 musisi yang akan tampil Bersama Katon, Lilo dan Adi? Ada ada 35 kejutan lainnya? Bagaimana wujud dari tematikal ‘Harmoni Cahaya’ dalam konser tersebut?
 
Tentu saja banyak misteri yang mengejutkan para penonton sebagai sebuah pertunjukan musikal. 

Dan yang pasti saat ini untuk memastikan agar produksi dari konser tersebut terjaga keistimewaannya, maka Lilo, pun terjun langsung mengawasi berbagai kebutuhan produksi, baik yang sifatnya teknis dan non musikal, maupun yang esensi musikal. 

Lilo, tak ingin momentum 35 tahun ini berlalu sia-sia.
 
“Setelah konser 35 tahun ini, saya secara pribadi punya impian tampil di venue yang lebih besar. 

Saya meyakini bahwa KLa masih bisa memperluas penggemar, yang masih kita bisa raih, dimana sebagian penontonnya adalah Gen Z,” harap Lilo sembari merapihkan rambutnya yang tetap gondrong itu.
 
Sementara Katon, berharap agar konser 35 tahun nanti menjadi momentum untuk menentukan sebuah proyek kolaborasi baru antara produksi musik dan film.
 
“Sebuah film yang memiliki benang merah dengan karya KLa. Bukan sekadar film musikal, tapi film yang terinspirasi dari pesan dalam lagu-lagu  KLa. Ini jadi lebih menantang.

Saya berharap, setiap orang yang menyaksikannya, akan mendapatkan sebuah legacy penting dalam hidupnya, dari karya-karya KLa Project,” cetus Katon, sembari mengisap cerutu dan menulis sebait kata pada selembar kertas”.
 
Tetap berdiri tegak selama 35 tahun dalan dunia kreatif, sebuah pencapaian yang luar biasa, dimana Katon, Lilo dan Adi, harus terus melahirkan karya-karya indah nan harmonis, agar cahaya KLa Project, selalu berpendar keseluruh pelosok Indonesia.

Untuk KLanese yang belum punya tiket, ada kabar dari Nedi, Manajer KLa Porject, bahwa sampai masih bisa beli tiket dengan harga normal. Mulai dari kategori Festival Rp 900 ribu, Tribune  Rp 800 ribu, hingga Super VIP sebesar Rp 3 juta.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023