Karawang, 30/8 (ANTARA) - Ribuan buruh tani di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menganggur akibat banyaknya sawah di daerah mereka yang sulit ditanami padi, karena berkurangnya pasokan air dari saluran irigasi sejak beberapa bulan terakhir.

"Masyarakat Karawang yang menjadi buruh tani sangat banyak. Saat kemarau yang berdampak banyak sawah tidak bisa ditanami padi seperti saat ini, mereka yang tidak memiliki skill selain buruh tani sulit mencari penghasilan dan akhirnya menganggur," kata Ketua Serikat Petani Karawang (Sepetak) Deden Sofyan kepada ANTARA di Karawang, Rabu.

Ia mengatakan para buruh tani di Karawang ini biasanya menggarap areal persawahan milik orang lain dan akan mendapat bagian serta upah ketika panen padi. Buruh tani itu sendiri biasanya bertugas menanam padi, memelihara hingga melakukan panen padi.

Menurut dia, walaupun Karawang terkenal sebagai daerah lumbung padi Jawa Barat dan nasional, tetapi sangat banyak buruh tani di Karawang.

Sebab areal persawahan di daerah tersebut banyak dimiliki orang luar Karawang. Jika dipersentase, dalam satu desa, sekitar 50-60 persen penduduknya merupakan buruh tani.

Selama musim kemarau, kata dia, banyak areal persawahan tidak digarap atau dibiarkan "menganggur", karena kesulitan air. Dalam kondisi itu, para buruh tani otomatis tidak memiliki pekerjaan. Kecuali, jika buruh tani itu mempunyai "skill" lain, seperti menjadi tukang bangunan atau yang lainnya.

Bahkan, di beberapa desa sekitar Kecamatan Pakisjaya, terdapat buruh tani yang mempunyai pekerjaan sampingan sebagai pemulung di tempat pembuangan akhir sampah Bantar Gebang, Bekasi.

"Para buruh tani di beberapa desa Kecamatan Pakisjaya biasanya menjadi pemulung di Bantar Gebang, sambil menunggu tanaman padi yang digarapnya panen," kata Deden.


Ali Khumaini

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012