Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara (Malut) menggelar sosialisasi pendampingan edukasi dan promosi Generasi berencana (Genre) di Kabupaten Pulau Morotai dengan segmentasi usia 10-24 tahun dan belum menikah, perorangan atau kelompok/komunitas di kabupaten itu.
Ketua Pokja Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, BKKBN Malut, Maurend J Lesar dihubungi, Minggu, mengatakan, keluarga dan lingkungan sangat berperan penting dalam menciptakan generasi Remaja-Mahasiswa yang berkualitas baik, oleh karena itulah pemerintah melalui BKKBN membuat program Genre untuk memberi informasi tentang bagaimana menjadi anggota Bina Keluarga Remaja (BKR) dan bertukar informasi tentang peran orang tua dalam membantu anak remajanya.
Baca juga: BKKBN adakan sosialisasikan Program KB dan penanganan stunting di daerah perbatasan Indonesia
Selain itu, kata Maurend, program ini juga untuk membantu menciptakan Generasi Remaja Mahasiswa yang memiliki pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai remaja, untuk menyiapkan dan perencanaan yang matang dalam kehidupan berkeluarga, sehingga remaja dan pemuda Genre mampu melangsungkan jenjang-jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, dan menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus Kesehatan Reproduksi.
"Generasi remaja-mahasiswa yang tidak sehat,tidak berhalak dan berbudi serta banyak melakukan pernikahan dini justru terjadi di daerah perkotaan dimana arus globalisasi informasi yang semakin mudah di akses. Gempuran mode-mode budaya barat yang sedikit banyak juga mempengaruhi tata-cara pergaulan anak muda," ujar Maurend.
Baca juga: BKKBN sebut audit bantu daerah percepat upaya turunkan kasus stunting
Dirinya menyebut, menikah di usia muda juga salah satu yang akan terjadi jika Generasi Remaja-Mahasiswa gagal dalam Penerepan Program Genre, dimana sang pria belum cukup mapan baik segi fisik,batin dan lahiria untuk menggarungi bahtera rumah tangga tidak mempunyai pekerjaan, pendidikan hanya lulusan SMA, sedangkan sang wanita yang berusia di bawah 20 tahun jika mereka sudah melakukan pernikahan organ reproduksi belum cukup matang untuk melakukan proses reproduksi hal ini dapat berpotensi menyebabakan kematian baik bagi sang ibu maupun calon bayi. Hal ini juga dapat menjadi factor risiko besar ibu melahirkan anak stunting.
Dia menyebut, sosialisasi dan promosi Program Bangga Kencana khususnya Program Genre secara masif perlu kita lakukan melalui berbagai media dan kesempatan. Namun sebelum melakukan promosi perlu kita siapkan tenaga-tenaga yang berkompeten dan memahami permasalahan remaja.
Baca juga: BKKBN gelar pelatihan pelayanan kontrasepsi bagi dokter dan bidan angkatan ke-2 secara daring
"Harapannya, apabila BKKBN berhasil menciptakan duta Genre 6.9% saja dari 27.6% jumlah Generasi Remaja-Mahasiswa yang ada di indonesia maka itu sudah cukup baik untuk menyebarkan virus-virus kebaikan kepada teman sebayanya. Hal ini juga dapat membantu pemerintah dalam mencapai target-target SDGs (Sustainable Development Goals) yang ditetapkan WHO," ujar Maurend.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Ketua Pokja Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, BKKBN Malut, Maurend J Lesar dihubungi, Minggu, mengatakan, keluarga dan lingkungan sangat berperan penting dalam menciptakan generasi Remaja-Mahasiswa yang berkualitas baik, oleh karena itulah pemerintah melalui BKKBN membuat program Genre untuk memberi informasi tentang bagaimana menjadi anggota Bina Keluarga Remaja (BKR) dan bertukar informasi tentang peran orang tua dalam membantu anak remajanya.
Baca juga: BKKBN adakan sosialisasikan Program KB dan penanganan stunting di daerah perbatasan Indonesia
Selain itu, kata Maurend, program ini juga untuk membantu menciptakan Generasi Remaja Mahasiswa yang memiliki pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai remaja, untuk menyiapkan dan perencanaan yang matang dalam kehidupan berkeluarga, sehingga remaja dan pemuda Genre mampu melangsungkan jenjang-jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, dan menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus Kesehatan Reproduksi.
"Generasi remaja-mahasiswa yang tidak sehat,tidak berhalak dan berbudi serta banyak melakukan pernikahan dini justru terjadi di daerah perkotaan dimana arus globalisasi informasi yang semakin mudah di akses. Gempuran mode-mode budaya barat yang sedikit banyak juga mempengaruhi tata-cara pergaulan anak muda," ujar Maurend.
Baca juga: BKKBN sebut audit bantu daerah percepat upaya turunkan kasus stunting
Dirinya menyebut, menikah di usia muda juga salah satu yang akan terjadi jika Generasi Remaja-Mahasiswa gagal dalam Penerepan Program Genre, dimana sang pria belum cukup mapan baik segi fisik,batin dan lahiria untuk menggarungi bahtera rumah tangga tidak mempunyai pekerjaan, pendidikan hanya lulusan SMA, sedangkan sang wanita yang berusia di bawah 20 tahun jika mereka sudah melakukan pernikahan organ reproduksi belum cukup matang untuk melakukan proses reproduksi hal ini dapat berpotensi menyebabakan kematian baik bagi sang ibu maupun calon bayi. Hal ini juga dapat menjadi factor risiko besar ibu melahirkan anak stunting.
Dia menyebut, sosialisasi dan promosi Program Bangga Kencana khususnya Program Genre secara masif perlu kita lakukan melalui berbagai media dan kesempatan. Namun sebelum melakukan promosi perlu kita siapkan tenaga-tenaga yang berkompeten dan memahami permasalahan remaja.
Baca juga: BKKBN gelar pelatihan pelayanan kontrasepsi bagi dokter dan bidan angkatan ke-2 secara daring
"Harapannya, apabila BKKBN berhasil menciptakan duta Genre 6.9% saja dari 27.6% jumlah Generasi Remaja-Mahasiswa yang ada di indonesia maka itu sudah cukup baik untuk menyebarkan virus-virus kebaikan kepada teman sebayanya. Hal ini juga dapat membantu pemerintah dalam mencapai target-target SDGs (Sustainable Development Goals) yang ditetapkan WHO," ujar Maurend.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023