Sukabumi (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mencatat sejak Januari hingga September 2016 sebanyak 96 warga meninggal dunia akibat hypertensi atau darah tinggi.

"Hypertensi merupakan pembunuh paling berbahaya saat ini, bahkan kematian akibat penyakit/serangan jantung hanya 30 orang dan stroke 34 orang," kata Penanggung Jawab Penyakit Tidak Menular (PTM) Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Asep Taufik di Sukabumi, Senin.

Menurutnya, jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah warga yang meninggal akibat penyakit darah tinggi menurun drastis yakni sebanyak 177 orang.

Untuk rata-rata usia warga yang meninggal dunia akibat hypertensi ini di atas 55 tahun. Namun, bukan berarti tidak ada remaja atau warga di usia produktif yang meninggal dunia akibat penyakit ini, bahkan pada 2016, pihaknya mencatat sudah ada dua orang meninggal dunia yang usianya antara 22 hingga 40 tahun.

Banyak faktor yang menyebabkan warga mudah terserang darah tinggi, seperti makanan yang banyak mengandung zat kimia, perubahan sosial, minimnya mengkonsumsi makanan yang bergizi dan buah-buahan segar, narkoba, minuman keras, kurang olah raga, bahkan tekanan ekonomi pun bisa menjadi penyebab seseorang terserang hypertensi.

"Tidak sedikit remaja yang berusia 15-19 tahun terserang hypertensi. Untuk tahun ini sudah ada 351 remaja yang terserang darah tinggi dengan rincian 131 orang laki-laki dan 220 orang perempuan," tambahnya.

Asep mengatakan untuk mencegah atau terhindar dari darah tinggi setiap warga harus melakukan perilaku hidup bersih, sehat dan teratur.

Selain itu, untuk merutinkan olah raga, perkuat ibadah, hindari makanan yang mengandung zat kimia seperti pewarna dan pengawet serta secara rutin berwisata baik bersama keluarga maupun rekan untuk menyegarkan pikiran dan mengurangi permasalahan.

"Hidup teratur bisa mencegah orang terserang hypertensi, karena tubuh ada waktunya untuk istirahat dan bekerja," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016