Bekasi (Antara Megapolitan) - Warga Perumahan Pondok Mitra Lestari, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, memprotes kualitas perbaikan tanggul sungai yang amblas di lingkungan mereka karena tidak sesuai dengan bestek.

"Perbaikan tanggul yang amblas di bagian depan perumahan, atau tepatnya Blok A sudah berjalan sejak Oktober 2016. Tapi belum apa-apa sudah amblas lagi pondasinya dan tanggul barunya sudah retak-retak," kata Pengurus Paguyuban Warga Pondok Mitra Lestari Sukarno (44) di Bekasi, Senin.

Pria yang akrab disapa Nano itu mengatakan, sistem konstruksi bor pile yang diterapkan di lokasi proyek pun dinilai kurang mampu menahan beban beton yang menjadi pondasi tanggul.

"Bor pile-nya terkesan dipasang asal-asalan, baru jadi kurang dari sebulan sudah amblas lagi 0,5 meter. Padahal anggarannya sampai Rp2,8 miliar," kata warga Blok C itu.

Hal senada dikatakan warga lainnya Susilo Hadi.

"Kalau situasi ini dibiarkan, ke depan saat terjadi luapan Kali Bekasi, tanggul itu tidak akan sanggup menahan debit air dan kembali jebol. Bagusnya dirobohkan dulu yang ada sekarang dan dibuat baru lagi supaya pondasinya kokoh," katanya.

Pantauan di lokasi melaporkan, sepanjang 2 meter pada tanggul itu amblas di bagian tengah dan miring, sedangkan bagian ujungnya yang menyatu dengan tanggul lama patah.

Di lokasi proyek pun tidak nampak ada pemasangan papan nama kegiatan proyek untuk disosialisasikan kepada warga, sehingga tidak diketahui pihak kontraktor yang menggarap proyek tersebut.

Perumahan Pondok Mitra Lestari selama ini masuk dalam zona banjir karena posisinya berada di bantaran Kali Bekasi.

Posisi tanggul yang rusak itu berada tegak lurus dengan aliran sungai sehingga mudah rusak akibat abrasi.

Secara terpisah, Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Tri Adhiyanto mengaku telah memperoleh laporan terkait situasi itu dan membenarkan adanya kejadian itu.

"Lahan yang menjadi pondasi tanggul memang labil karena isinya lumpur, bukan tanah merah. Sedalam apa pun pondasinya kita buat, pasti hasilnya tidak akan maksimal," katanya.

Menurut dia, alokasi dana kegiatan sebesar Rp2,8 miliar untuk kegiatan itu dirasa kurang maksimal sehingga berimplikasi pada kualitas pengerjaan yang tidak baik.

"Seharusnya proyek tanggul ini didukung dengan sumber dana yang besar. Kalau yang terjadi di PML ini kan kegiatannya sepotong-sepotong. Harusnya perbaikan tanggul di kawasan itu menyeluruh dari ujung ke ujung. Kalau dananya sedikit, hasilnya tidak optimal," katanya.

Namun demikian, Tri mengaku akan mengevaluasi kegiatan itu dan akan mengklarifikasinya kepada pihak kontraktor.

"Kita minta proyeknya dibenahi dulu sampai batas kegiatan akhir Desember 2016," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016