Bekasi (Antara Megapolitan) - Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jawa Barat mencatat sedikitnya 200 lokal bangunan kelas di sejumlah sekolah negeri di wilayah itu rawan ambruk akibat faktor usia bangunan yang sudah tua.

"Rata-rata bangunan ini berdiri di atas sepuluh tahun sehingga perawatan serta pengawasannya harus diperhatikan," kata Kepala Dinas Pedidikan Kota Bekasi Alexander Zulkarnaen di Bekasi, Senin.

Menurut dia, bangunan rawan ambruk itu mayoritas berlokasi di sekolah dasar negeri (SDN).

"Sebagian ada juga di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)," katanya.

Bangunan sekolah tua yang terbukti roboh salah satunya berlokasi di ruang Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMPN 4 Kota Bekasi Jalan Komodo Raya Perumnas I Bekasi Selatan.

Ruangan laboratorium IPA berukuran 15 x 9 meter persegi itu roboh pada seluruh bagian atapnya, Senin (28/11) pukul 08.20 WIB, sedangkan sejumlah dinding yang menjadi penyangga atap retak dan miring.

Tidak ada korban dalam peristiwa itu dan aktivitas belajar mengajar siswa pun tetap berjalan seperti biasanya.

"Kami akan menginventarisasi untuk dilakukan perbaikan, dan mengantisipasi agar tidak ambruk seperti di SMP Negeri 4," katanya.

Dikatakan Alex, bangunan tua itu dalam satu sekolah bisa ada satu sampai dua lokal karena sebagian besar ruang kelas dibangun secara bertahap.

"Kami sudah mengusulkan bidang baru yang menangani sarana dan prasarana bangunan sekolah. Mudah-mudahan 2017 sudah bisa aktif bidang tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan, sejauh ini pemeliharaan bangunan sekolah tak maksimal karena mengandalkan anggaran dari Biaya Operasional Sekolah Daerah (BOSDA).

Sebab, anggaran tersebut harus dibagi dengan biaya operasional sekolah lain.

"Bidang baru bisa mengusulkan anggaran khusus untuk pemeliharaan bangunan sekolah, sehingga pemeliharaan bisa berjalan dengan maksimal," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016