Bekasi (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengindentifikasi peristiwa robohnya Laboratorium SMPN 4 Perumnas I, Senin pagi, akibat konstruksi kayu yang telah lapuk.

"Menilik kondisi bangunan yang roboh, kemungkinan akibat lapuknya kuda-kuda atap yang konstruksinya dari kayu," katanya di Bekasi, Senin.

Hal itu dikatakannya usai melakukan inspeksi ke lokasi kejadian bersama sejumlah instansi terkait, Senin siang.

Hasil investigasi pihaknya mendapati konstruksi ruangan seluas 12 x 9 meter per segi itu telah dibangun sejak 1986.

Kayu yang menjadi penyangga atap lapuk akibat dimakan rayap sehingga roboh seluruhnya setelah patah.

"Bangunan sempat terdeteksi rusak ringan sekitar Agustus 2016 karena jebolnya plafon akibat kejatuhan balok gording," katanya.

Balok itu jatuh akibat hempasan angin dan hujan yang turun sejak Senin dini hari hingga pagi harinya di kawasan tersebut.

Rahmat memastikan proses rehabilitasi bangunan roboh SMPN 4 telah masuk dalam penganggaran kegiatan Dinas Bangunan dan Permukiman 2017.

"Kebutuhan dana keseluruhan untuk rehabilitasi SMPN 4 masuk dalam penataan halaman dan pagar estimasi biaya Rp6,5 miliar," katanya.

Dia menargetkan proses rehabilitasi itu termasuk dengan pembuatan 14 ruang kelas baru berikut dua laboratorium.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016