Depok (Antara Megapolitan) - Para peneliti Universitas Indonesia (UI) mendorong kepada anak-anak untuk mengubah perilaku menggosok gigi dengan baik dan benar, sehingga kesehatan gigi menjadi lebih terjamin.

"Penelitian terbaru kami menunjukkan, kurang dari 12,5 persen masyarakat Indonesia yang baru memperoleh layanan perawatan gigi secara rutin," kata Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr rer.nat Rosari Saleh, di Depok, Minggu.

Ia mengatakan para peneliti UI secara aktif melakukan penelitian untuk menemukan solusi alternatif bagi persoalan tersebut.

Beberapa hasil penelitian telah dilakukan oleh peneliti UI terkait upaya peningkatan kesadaran mengenai kesehatan gigi.

Salah satu solusi yang coba dibangun adalah dengan mendorong perubahan perilaku dalam hal kebiasaaan menggosok gigi pada anak.

Menurut survei, hanya 7,3 persen anak yang menggosok gigi secara benar. Kebiasaan tersebut berimbas pada kesehatan gigi mereka.

Dia mengatakan dengan menggunakan alat bantu Kartu Menuju Gigi Sehat (KMGS) dan melibatkan orang tua, para peneliti UI berhasil memperbaiki kebiasaan menggosok gigi di kalangan anak.

Dalam jangka panjang, kebiasaan baru ini akan menjaga kualitas kesehatan gigi anak.

Penelitian di atas merupakan satu dari puluhan hasil penelitian yang dipresentasikan dalam The International Workshop on Dental Research (IWDR).

IWDR diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UI pada Jumat (28/10).

Kegiatan yang didukung oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UI ini, bertujuan meningkatkan publikasi penelitian yang dilakukan oleh fakultas dan membangun jaringan riset.

Hasil penelitian lainnya yang akan dipresentasikan adalah mengenai hubungan antara menyusui dengan angka kejadian karies dini atau Early Childhood Caries (ECC) pada bayi usia 6-24 bulan.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bayi yang tidak menyusui berisiko untuk menderita karies dini sebanyak empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan bayi yang menyusui.

Workshop ini penting bagi pengembangan penelitian di bidang kedokteran gigi, karena tujuannya tidak hanya untuk mengembangkan bidang ilmu kedokteran gigi atau hanya untuk sains semata.

"Tapi yang lebih penting adalah bagaimana bisa menciptakan kondisi kesehatan gigi yang lebih baik, bagi masyarakat Indonesia dan seluruh warga dunia," ujar Rosari.

Menurut dia, workshop merupakan ajang para ahli kedokteran gigi bertemu, berbagi dan berdiskusi mengenai hasil penelitian dan ide-ide mereka.

Hal itu penting, mengingat ilmu kedokteran gigi berkembang kian pesat dalam beberapa tahun terakhir, baik dari sisi praktis maupun riset.

"Diskusi dan presentasi di forum ini diharapkan bisa memberi pengaruh signifikan bagi masa depan riset kedokteran gigi," ujarnya lsgi.

Sebanyak 64 makalah akan dipresentasikan dalam workshop. Selain para peserta, juga hadir para editor dan reviewer dari Journal of International Dental and Medical Research.

Beberapa makalah terbaik akan dimuat dalam jurnal kedokteran gigi bergengsi tersebut.

Menurut Dekan FKG UI Dr drg Yosi Kusuma Eriwati MSi, workshop ini merupakan kerja sama dengan The International Journal of Dental and Medical Research, Turki.

"Tujuannya untuk menampilkan hasil penelitian di bidang kedokteran gigi yang telah dilakukan oleh UI," katanya pula.

Melalui workshop ini, lanjut Yosi, pihaknya mengundang para pengajar dari luar negeri.

Diharapkan melalui workshop ini akan terjalin komunikasi yang interaktif antara para peneliti dan reviewer untuk menyusun jurnal publikasi, jaringan profesional, dan juga untuk meningkatkan hubungan di antara para akademisi bidang kedokteran gigi.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016