Bogor (Antara Megapolitan) - Pembangunan Waduk Ciawi (Cipayung-Sukamahi) yang sempat tertunda, segera terealisasi, sebagai upaya pengendalian banjir DKI Jakarta akan terwujud berkat kerjasama tiga pemerintah dan kementerian.
"Perda tata ruang sudah ada, Amdal, dan izin juga sudah ada. Jika semua sudah ada tinggal jalan," kata Kepala Bappeda Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah, di Bogor, Selasa.
Ia menyebutkan, saat ini sudah mulai dilakukan pembebasan lahan untuk tahap akses jalan masuk dan mobilitas menuju lokasi waduk, dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Syarifah memastikan, tidak ada perubahan luas lahan yang akan dibangun untuk Waduk Ciawi (Cipayung-Sukamahi) dengan total lahan seluas 187 hektare, berada di enam desa, dua kecamatan. Lima desa terdapat di Kecamatan Megamendung, dan satu desa yakni Desa Cikopo berada di Kecamatan Cisarua.
"Tidak ada perubahan luas, tahapan pembangunan sudah berjalan, pembebasan lahan sedang berjalan," katanya.
Pembangunan Waduk Ciawi atas kerjasama tiga pemerintah yakni DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor dalam rangka pengendalian banjir di wilayah Ibu Kota dengan menahan laju permukaan air di wilayah hulu Puncak.
Ketiga pemerintah daerah memiliki peran dan tanggungjawab masing-masing, Provinsi DKI Jakarta memiliki tugas untuk menganggarkan dana pembebasan lahan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor sebagai pengelola dan penyedia lahan, dan pengerjaan fisik bangunan dilaksanakan oleh Kementerian PU.
"Pembangunan waduk ini merupakan inisiatif Kementerian PU, berbagi peran dengan Pemprov Jawa Barat, DKI Jakarta dan Pemkab Bogor dalam penanggulangan banjir di Ibu Kota Jakarta, ini merupakan kepentingan nasional, sehingga ketiga pihak berbagi peran," kata Syarifah.
Mega proyek pembanguna waduk pengendali banjir Jakarta dulunya dikenal dengan proyek Waduk Ciawi, namun fakta di lapangan waduk tersebut tidak dibangun di wilayah Ciawi, melainkan di enam desa, dua kecamatan.
Lima desa terdapat di Kecamatan Megamendung dengan luas mencapai 90 hektare, dan satu desa di Kecamatan Cisarua dengan luas 50 hektares. jadi totalnya ada 140 hektare.
"Progres waduk Cipayung-Sukamahi sudah mulai tahap pengadaan tanah. Sekadang tengah dilakukan pengukuran oleh tim dari BPN," kata Camat Megamendung, Hadijana.
Hadi menyebutkan, tahapan awal pembangunan Bendungan Cipayung-Sukamahi dimulai dari Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, karena merupakan akses masuk menuju lokasi bendungan.
"Desa Cipayung sudah mengajukan untuk pengukuran terdapat 34 bidang tanah yang akan dibebaskan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Perda tata ruang sudah ada, Amdal, dan izin juga sudah ada. Jika semua sudah ada tinggal jalan," kata Kepala Bappeda Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah, di Bogor, Selasa.
Ia menyebutkan, saat ini sudah mulai dilakukan pembebasan lahan untuk tahap akses jalan masuk dan mobilitas menuju lokasi waduk, dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Syarifah memastikan, tidak ada perubahan luas lahan yang akan dibangun untuk Waduk Ciawi (Cipayung-Sukamahi) dengan total lahan seluas 187 hektare, berada di enam desa, dua kecamatan. Lima desa terdapat di Kecamatan Megamendung, dan satu desa yakni Desa Cikopo berada di Kecamatan Cisarua.
"Tidak ada perubahan luas, tahapan pembangunan sudah berjalan, pembebasan lahan sedang berjalan," katanya.
Pembangunan Waduk Ciawi atas kerjasama tiga pemerintah yakni DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor dalam rangka pengendalian banjir di wilayah Ibu Kota dengan menahan laju permukaan air di wilayah hulu Puncak.
Ketiga pemerintah daerah memiliki peran dan tanggungjawab masing-masing, Provinsi DKI Jakarta memiliki tugas untuk menganggarkan dana pembebasan lahan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor sebagai pengelola dan penyedia lahan, dan pengerjaan fisik bangunan dilaksanakan oleh Kementerian PU.
"Pembangunan waduk ini merupakan inisiatif Kementerian PU, berbagi peran dengan Pemprov Jawa Barat, DKI Jakarta dan Pemkab Bogor dalam penanggulangan banjir di Ibu Kota Jakarta, ini merupakan kepentingan nasional, sehingga ketiga pihak berbagi peran," kata Syarifah.
Mega proyek pembanguna waduk pengendali banjir Jakarta dulunya dikenal dengan proyek Waduk Ciawi, namun fakta di lapangan waduk tersebut tidak dibangun di wilayah Ciawi, melainkan di enam desa, dua kecamatan.
Lima desa terdapat di Kecamatan Megamendung dengan luas mencapai 90 hektare, dan satu desa di Kecamatan Cisarua dengan luas 50 hektares. jadi totalnya ada 140 hektare.
"Progres waduk Cipayung-Sukamahi sudah mulai tahap pengadaan tanah. Sekadang tengah dilakukan pengukuran oleh tim dari BPN," kata Camat Megamendung, Hadijana.
Hadi menyebutkan, tahapan awal pembangunan Bendungan Cipayung-Sukamahi dimulai dari Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, karena merupakan akses masuk menuju lokasi bendungan.
"Desa Cipayung sudah mengajukan untuk pengukuran terdapat 34 bidang tanah yang akan dibebaskan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016