Bekasi (Antara Megapolitan) - Pelatih Sumatera Selatan Rudy William Keeltjes mengkritisi kehadiran sejumlah pemain profesional klub nasional yang memperkuat sejumlah tim sepak bola Pekan Olahraga Nasional XIX/2016.

"Kalau PON ditujukan sebagai ajang pembinaan atlet, lebih baik pemain amatir saja yang turun. Sebab kalau masih melibatkan pemain profesional membuat pembinaan tidak jalan," katanya di Bekasi, Kamis.

Hal itu dikatakan Keeltjes dalam agenda konfrensi pers usai menjalani pertandingan babak delapan besar grup E kontra Kalimantan Selatan di Stadion Patriot Chandarabaga, Kota Bekasi.

Menurut dia, kehadiran sejumlah pemain profesional dalam laga PON sepak bola kali ini mambuat sejumlah mental pemain amatir tampil kurang maksimal.

Keeltjes mencontohkan, pemain Tim Nasional U19 Paolo Sitanggang yang memperkuat lini tengah Kalsel di babak delapan besar, Kamis sore, mampui tampil dengan skil individu di atas rata-rata pemain lain melalui penempatan bola yang akurat.

"Sitanggang sangat bagus dalam operan bolanya, umpannya selalu akurat. Dia adalah salah satu pemain yang sangat kami antisipasi di laga ini," katanya.

Menurutnya, seorang pemain klub profesional telah memiliki pengalaman yang lebih banyak dari pemain amatir.

Hal senada diungkapkan Pelatih Kalsel Mundari Karya yang mengkritisi aturan main bagi atlet profesional yang dianggap tidak jelas.

"Saya sepakat saja kalau yang profesional tidak boleh main, tapi aturannya harus jelas," katanya.

Dalam peraturannya, setiap tim hanya diperbolehkan mendaftarkan lima pemain profesional di dalam skuat dan hanya tiga pemain saja yang diperbolehkan bermain dalam starting line-up.

Namun dalam praktiknya, kata dia, ada salah satu tim yang ditengarai mendaftarkan delapan pemain dan memainkan empat di antaranya.

"Saya kira aturan ini perlu kembali dipertegas penyelenggara PON agar tidak menimbulkan perdebatan," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016