Mesuji (Antara Megapolitan) - Petani singkong di Kabupaten Mesuji,  Provinsi Lampung mengeluhkan makin harga komoditas itu yang makin merosot sehingga membuat petani makin terpuruk.

Harga singkong semakin merosot hingga mencapai Rp580/kg, kata Wahit, salah seorang petani singkong di  Kecamatan Way Serdang di Kabupaten Mesuji, Kamis.

Menurut dia, harga singkong tersebut merupakan harga pabrik dengan potongan 15-20 persen, sehingga harga yang bersih diterima petani paling besar Rp300/kg.

Semakin anjlok harga singkong tersebut, kata dia, tentunya membuat petani semakin terpuruk, karena harga tersebut tidak sesuai dengan biaya tanam dan perawatan yang telah dikeluarkan petani.  


"Kalau harga seperti sekarang, petani singkong bisa gulung tinkar, sebab biaya yang dikeluarkan mencapai Rp9 juta-Rp10 juta per hektare. Dengan kondisi harga saat ini tidak lagi sesuai dengan biaya produksi," kata dia lagi.

Merosotnya harga singkong ini tentunya menjadi masalah besar yang dihadapi petani setempat, mengingat saat ini masih dalam kondisi kemarau, katanya.

Menurut para petani singkong itu, biasanya musim kemarau harga singkong tinggi. Tapi, sekarang malah merosot. "Sekarang ini sektor petanian tidak menjanjikan lagi karena petani terjebak dengan harga rendah," kata dia.

Selain harga singkong, harga getah karet di Mesuji juga telah lebih dulu merosot. Saat ini, harga karet di tingkat petani hanya Rp3.500/kg.

Merosotnya harga getah karet ini sudah dikeluhkan petani sejak awal 2015 lalu. Bahkan, semakin merosot harga karet tersebut membuat sejumlah petani beralih ke tanaman singkong dengan menebangi tanaman karet mereka.

"Waduh, kalau karet sekarang tidak bisa diharapkan lagi karena harganya tidak sesuai dengan kenaikan harga kebutuhan pokok saat ini," ujar Supardi, salah seorang petani karet di Simpang Pematang Kabupaten Mesuji.

Dia mengatakan harga getah karet di tingkat petani hanya Rp3.500-Rp4.000/kg dengan potongan sebesar 10-17 persen.

"Dalam per hektare dengan kondisi harga karet saat ini mencari uang Rp100 ribu sangat sulit. Apalagi, buruh sadap hanya mendapatkan setengah dari pendapatan tersebut," ujarnya lagi.

Petani berharap pemerintah dapat mencarikan solusi terkait merosotnya harga singkong dan karet tersebut, mengingat dua komoditas itu merupakan produk unggulan masyarakat di Kabupaten Mesuji.

Perekonomian masyarakat khususnya petani dan pekebun Mesuji sebagian besar bergantung dari harga singkong dan karet ini. (Ant).

Pewarta: Budisantoso B dan Raharja

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016