Los Angeles (Antara/Reuters/Antara Megapolitan) - Polisi dan petugas FBI, Selasa, memulai penggalian di kampus universitas di California untuk menemukan jasad pelajar berusia 19 tahun, yang hilang dua dasawarsa lalu.

Kristian Smart terakhir kali terlihat berjalan ke asramanya di kampus Universitas Politeknik Negeri California di San Luis Obispo, 240km baratlaut Los Angeles, pada 1996 setelah menghadiri pesta di luar kampus.

Sherif San Luis Obispo, Ian Parkinson, dalam jumpa pers di tempat itu pada Selasa mengatakan pihak berwajib berharap penggalian tersebut memberikan petunjuk atas nasib Smart, namun tempat itu hanya satu dari beberapa kawasan pencarian.

"Kita harus menjaga harapan kita," kata Parkinson. "Harapan dan keinginan kami upaya ini mengarah pada beberapa jawaban (atas pertanyaan) yang diajukan kepada kami dalam 20 tahun terakhir, apa yang terjadi pada Kristian," katanya.

Pejabat Biro Penyelidikan Federal dan kantor sherif menolak mengungkapkan yang mendorong mereka melakukan penggalian baru di sisi bukit itu, tidak jauh dari huruf "P" dari beton setinggi 15 meter, yang menandai kampus itu, yang sudah diperiksa ketika Smart dinyatakan hilang.

Namun, juru bicara FBI mengatakan kantor sherif mengembangkan "informasi baru" yang memicu mereka meminta kepada FBI untuk membawa tiga ekor anjing dari markasnya di Quantico, Virginia, yang terlatih mendeteksi jasad manusia yang sudah membusuk.

Sekitar 25 agen FBI dan lebih dari dua lusin wakil sherif diperkirakan ambil bagian dalam penggalian, menggunakan teknologi lebih canggih dibandingkan 20 tahun lalu.

Menurut FBI, Smart terakhir kali terlihat sekitar pukul 02.00 waktu setempat pada 25 Mei 1996, oleh seorang rekan mahasiswa Paul Flores yang mengatakan kepada polisi bahwa ia berpisah dengan korban sekitar satu blok dari asramanya.

Harian "San Luis Obispo Tribune" melaporkan bahwa anjing pelacak mengarah langsung ke kamar asrama Flores saat penyelidikan, terutama kasurnya, dan bahwa ia ditanyai oleh polisi pada Juni 1996 meski tidak ditahan ataupun didakwa terkait kasus ini.

Orangtua Smart menuntut Flores dan pihak universitas atas kematian yang tidak wajar, namun gugatan itu masih ditunda karena catatan polisi disegel selama penyelidikan kriminal, demikian harian tersebut.

Penundaan penyelidikan hilangnya Smart memicu dibuatnya undang-undang di California yang mewajibkan akademi dan universitas untuk lebih cepat berbagi informasi mengenai pelajar yang hilang dengan otoritas di luar kampus.

Penerjemah: S. Haryati/B. Soekapdjo.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016