Bagi bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Ramadhan dan Idul Fitri atau Lebaran merupakan dua momentum penting yang selalu ditunggu-tunggu kedatangannya, karena diyakini banyak berkah yang bisa diraih.
Ramadhan merupakan bulan penuh berkah karena dapat menjadi ladang pahala dengan meningkatkan amal dan ibadah sesuai yang diperintahkan dalam ajaran agama Islam, yakni dengan melaksanakan ibadah puasa wajib selama satu bulan penuh serta berbagai ibadah lainnya.
Usai berpuasa, umat Islam pun meraih kemenangan (mengalahkan hawa nafsu) dengan merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.
Dua momentum yang datangnya beriringan itu juga memberikan berkah tersendiri bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terutama yang bergerak di bidang kuliner dengan menjual berbagai hidangan sebagai takjil untuk berbuka puasa Ramadhan.
Tak ketinggalan masyarakat yang bukan pelaku UMKM pun turut berburu berkah Ramadhan dengan berjualan takjil sebagai upaya untuk menambah penghasilan mereka.
Sementara dua pekan mendekati Hari Raya Idul Fitri, sebagian pelaku UMKM bidang kuliner pun mulai fokus terhadap pembuatan berbagai jenis kue untuk sajian Lebaran. Demikian pula dengan pelaku UMKM bidang lainnya seperti kerajinan tangan dan konveksi turut meningkatkan stok maupun melayani pembuatan produk sesuai dengan pesanan.
Ketua Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Banyumas (Aspikmas) Pujianto mengakui sebagian besar pelaku UMKM di Kabupaten Banyumas mengalami peningkatan omzet pada momentum Ramadhan dan Lebaran 2023.
Pujianto mengakui untuk UMKM yang bergerak di bidang konveksi seperti yang dia geluti selama ini masih bisa meraih pendapatan maksimal.
"Alhamdulillah, permintaan kaos khas Banyumas di tempat saya meningkat hingga 100 persen," kata pengusaha kaos khas Banyumas "Kaos Ngapak" itu.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto, Rony Hartawan, mengatakan secara umum dampak momentum Ramadhan dan Lebaran adalah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 0,14-0,25 persen lebih tinggi dibandingkan ketika tidak ada Ramadhan pada triwulan yang sama.
Hal itu berdasarkan asumsi Center of Reform on Economics sebelum Lebaran, meskipunpihaknya belum bisa mengecek seperti apa data pascalebaran.
Data sebelum Lebaran terdapat beberapa kelompok barang yang mengalami peningkatan penjualan pada momentum Ramadhan dan Lebaran, terutama pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.
Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) KPw BI Purwokerto, rata-rata peningkatan penjualan di kelompok tersebut pada bulan Ramadhan dalam kurun dua tahun terakhir mencapai kisaran 60 persen atau tertinggi sepanjang tahun.
Datangnya Ramadhan yang diikuti dengan Hari Raya Idul Fitri tidak hanya mendorong adanya ritual tahunan mudik, tetapi momentum ini juga telah merangsang pergerakan sekaligus pertumbuhan ekonomi dalam spektrum yang luas, hingga ke pelosok daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Ramadhan merupakan bulan penuh berkah karena dapat menjadi ladang pahala dengan meningkatkan amal dan ibadah sesuai yang diperintahkan dalam ajaran agama Islam, yakni dengan melaksanakan ibadah puasa wajib selama satu bulan penuh serta berbagai ibadah lainnya.
Usai berpuasa, umat Islam pun meraih kemenangan (mengalahkan hawa nafsu) dengan merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.
Dua momentum yang datangnya beriringan itu juga memberikan berkah tersendiri bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terutama yang bergerak di bidang kuliner dengan menjual berbagai hidangan sebagai takjil untuk berbuka puasa Ramadhan.
Tak ketinggalan masyarakat yang bukan pelaku UMKM pun turut berburu berkah Ramadhan dengan berjualan takjil sebagai upaya untuk menambah penghasilan mereka.
Sementara dua pekan mendekati Hari Raya Idul Fitri, sebagian pelaku UMKM bidang kuliner pun mulai fokus terhadap pembuatan berbagai jenis kue untuk sajian Lebaran. Demikian pula dengan pelaku UMKM bidang lainnya seperti kerajinan tangan dan konveksi turut meningkatkan stok maupun melayani pembuatan produk sesuai dengan pesanan.
Ketua Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Banyumas (Aspikmas) Pujianto mengakui sebagian besar pelaku UMKM di Kabupaten Banyumas mengalami peningkatan omzet pada momentum Ramadhan dan Lebaran 2023.
Pujianto mengakui untuk UMKM yang bergerak di bidang konveksi seperti yang dia geluti selama ini masih bisa meraih pendapatan maksimal.
"Alhamdulillah, permintaan kaos khas Banyumas di tempat saya meningkat hingga 100 persen," kata pengusaha kaos khas Banyumas "Kaos Ngapak" itu.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto, Rony Hartawan, mengatakan secara umum dampak momentum Ramadhan dan Lebaran adalah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 0,14-0,25 persen lebih tinggi dibandingkan ketika tidak ada Ramadhan pada triwulan yang sama.
Hal itu berdasarkan asumsi Center of Reform on Economics sebelum Lebaran, meskipunpihaknya belum bisa mengecek seperti apa data pascalebaran.
Data sebelum Lebaran terdapat beberapa kelompok barang yang mengalami peningkatan penjualan pada momentum Ramadhan dan Lebaran, terutama pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.
Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) KPw BI Purwokerto, rata-rata peningkatan penjualan di kelompok tersebut pada bulan Ramadhan dalam kurun dua tahun terakhir mencapai kisaran 60 persen atau tertinggi sepanjang tahun.
Datangnya Ramadhan yang diikuti dengan Hari Raya Idul Fitri tidak hanya mendorong adanya ritual tahunan mudik, tetapi momentum ini juga telah merangsang pergerakan sekaligus pertumbuhan ekonomi dalam spektrum yang luas, hingga ke pelosok daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023