Pacuan menjadi juara liga Inggris, jelas hanya mempertemukan Arsenal dengan Manchester City.

Perjalanan Arsenal menuju juara liga setelah 19 tahun menunggu, tiba-tiba menjadi berat. Arsenal perlahan dipepet Manchester City.

Hanya dua poin di atas City hingga pekan ini. Arsenal sudah mengumpulkan 75 poin, sedangkan City mengoleksi 73 poin. The Citizens diuntungkan karena menyimpan dua pertandingan lebih banyak sehingga hanya soal waktu mereka berbalik menyalip Arsenal, bila memenangkan pertandingan-pertandingan mendatang.

City bukan jenis tim yang mengandalkan keberuntungan, pun bukan tim yang membuat lawan mendapatkan keberuntungan. Tim asuhan pelatih Pep Guardiola itu sangat mengandalkan perencanaan, strategi dan teknik, sehingga meniadakan faktor keberuntungan untuk lawan yang mereka hadapi.

Dengan cara itu, City malah semakin berkembang dan semakin sangar, justru saat musim sudah di depan pintu gerbang terakhirnya.

Ini kontras dengan Arsenal yang terlihat mulai kehabisan nafas, justru saat pacuan akan berakhir.

Salah satu bukti City makin sangar adalah saat mereka menendang Bayern Muenchen dari kontes Liga Champions, selain ketika melumat The Gunners sendiri dalam pertandingan liga pekan lalu.

Dalam dua laga itu, City tak saja berada di atas angin baik dari segi strategi maupun teknik, namun juga dalam kemampuan menutup lawan mendapatkan keberuntungan.


Tak terkalahkan

Sejak dikalahkan 0-1 oleh Tottenham Hotspur pada 5 Februari, City tak pernah kalah dari siapa pun, baik dalam ajang Liga Premier, maupun gelanggang Liga Champions dan Piala FA.

Selain menjungkalkan Bayern dalam Liga Champions dan melumat semua tim besar Liga Inggris, City menjadi satu-satunya tim yang dua kali mengalahkan Arsenal musim ini, yakni 3-1 pada 16 Februari dan 4-1 pada 27 April.

Dua dari empat kekalahan Arsenal dalam pertandingan liga musim ini, diderita dari City. Dua tim lain yang mengalahkan tim Meriam London adalah Everton dan Manchester United.

Kemenangan besar 4-1 pekan lalu dari Arsenal adalah bukti bahwa The Citizens semakin kuat saja yang kian sulit dikalahkan lawan, ketika dalam waktu bersamaan Arsenal tersendat sejak mengalahkan Leeds United 4-1 pada 1 April.

Laga melawan Arsenal pada 27 April lalu menunjukkan bahwa saat ini kian sulit mencari kelemahan City.

Guardiola memasang formasi empat bek berdiri paralel, padahal biasanya bergerak vertikal 3-2 yang lebih lentur.

Tim asuhan pelatih asal Spanyol itu menyerang secara vertikal nan cepat sampai kemudian Arsenal kesulitan menjaga daerah pertahanannya dan dalam menekan lawan.

Begitu berusaha membangun serangan, Arsenal gamang karena Erling Haaland setiap waktu memanfaatkan kelengahan bek mereka, Rob Holding.

Sudah begitu, formasi 4-3-3 yang dipasang Mikel Arteta acap membuat gelandang Thomas Partey sendirian di lini tengah.

Jalur juara

Dengan semua catatan yang dimiliki kedua tim papan atas Liga Premier saat ini tersebut, City terlihat berada di jalan merebut gelar juara Liga Premier untuk ketiga kali berturut-turut.

Mereka berada di jalur menjadi tim kedua dalam era Liga Premier yang melakukan pencapaian itu setelah Manchester United.

City juga masih dalam rel menjadi tim kedua setelah Man United yang memenangkan tiga gelar dalam satu musim.

Walaupun di atas kertas hanya Bentford dan Fulham yang paling mungkin merepotkan City dalam pertandingan-pertandingan liga terakhirnya, tetap saja adalah terlalu sulit untuk bisa mencuri tiga poin dari City.

Sebagai tim kedua musim ini yang paling sulit dibobol lawan setelah Newcastle United, City terlalu sulit ditembus siapa pun, sekalipun lawan mendapatkan bantuan dari Dewi Fortuna.

City menjadi tim paling galak mengoyak gawang lawan. Mereka sudah mencetak 82 gol atau paling banyak selama musim ini.

Dengan profil semengerikan ini, Manchester City pun menjadi tim yang paling mungkin menjuarai Liga Inggris musim ini, walau sampai hari ini Arsenal masih di puncak klasemen liga.

Baca juga: Hattrick Benzema, Madrid menang 4-2 atas Almeria

 

Pewarta: Jafar M Sidik

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023