Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, meminta segenap warga di daerah itu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi musibah gempa bumi akibat aktivitas Sesar Baribis yang melintasi wilayah tersebut.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan di Cikarang, Kamis, menjelaskan Kabupaten Bekasi menjadi salah satu dari sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Barat yang rawan potensi gempa bumi akibat aktivitas Sesar Baribis.
Sesar Baribis merupakan sesar aktif yang bisa memicu terjadi aktivitas gempa di daerah Jakarta dan sekitar. Disebutkan pula bahwa sesar ini bisa berpotensi menimbulkan gempa megathrust.
"Ternyata berdasarkan data tata ruang kita, ditemukan beberapa kecamatan ada sesar baribis. Ini punya potensi sebagai gempa dan harus diantisipasi," katanya.
Baca juga: BPBD Bekasi buka posko kolaborasi antisipasi musibah saat mudik Idul Fitri
Dia menyebutkan salah satu kecamatan yang terletak tepat di atas sesar aktif ini adalah Kecamatan Cibitung di mana wilayah kawasan tersebut banyak berdiri permukiman penduduk beserta aktivitas industri pabrik.
"Salah satunya di Kecamatan Cibitung. Sesar itu di atasnya ada permukiman penduduk dan juga pabrik," ucapnya.
Dani mengaku potensi ancaman gempa tersebut hingga kini masih sulit diprediksi melalui ilmu pengetahuan maupun teknologi.
"Gempa adalah bencana yang sulit diprediksi karena belum ada teknologi yang bisa memprediksi bencana sebesar apa dan kapan serta dimana. Tapi menurut teori pengetahuan saat ini, dimana ada sesar, di situ ada potensi," katanya.
Baca juga: BPBD Bekasi salurkan bantuan logistik dan air bersih korban puting beliung
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat itu terus mengingatkan segenap masyarakat untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana.
Hal itu diwujudkan dengan cara menggelar acara peringatan kesiapsiagaan bencana pada Rabu (26/4/2023) kemarin. "Setiap 26 April kami selalu memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana yang bertepatan dengan hari lahir Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana," katanya.
"Melalui undang-undang itu, kami ingin merubah paradigma penanggulangan bencana yang tadinya hanya fokus pada tanggap darurat, yaitu ketika bencana terjadi baru kami bergerak, menjadi pengurangan risiko bencana, jadi lebih ke pencegahan," ujarnya.
Baca juga: BPBD: Kabupaten Bekasi berstatus siaga bencana hidrometeorologi sepekan ke depan
Sejumlah upaya telah dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana alam. Dani mengatakan kesadaran masyarakat di sejumlah desa dan kelurahan telah tertanam dengan baik.
Terlebih lagi, beberapa kecamatan pada setiap tahun selalu dilanda bencana seperti banjir dan angin puting beliung.
"Ada FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) dan Destana (Desa Tanggap Bencana) yang berfungsi memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait bagaimana mencegah dan menanggulangi," kata dia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan di Cikarang, Kamis, menjelaskan Kabupaten Bekasi menjadi salah satu dari sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Barat yang rawan potensi gempa bumi akibat aktivitas Sesar Baribis.
Sesar Baribis merupakan sesar aktif yang bisa memicu terjadi aktivitas gempa di daerah Jakarta dan sekitar. Disebutkan pula bahwa sesar ini bisa berpotensi menimbulkan gempa megathrust.
"Ternyata berdasarkan data tata ruang kita, ditemukan beberapa kecamatan ada sesar baribis. Ini punya potensi sebagai gempa dan harus diantisipasi," katanya.
Baca juga: BPBD Bekasi buka posko kolaborasi antisipasi musibah saat mudik Idul Fitri
Dia menyebutkan salah satu kecamatan yang terletak tepat di atas sesar aktif ini adalah Kecamatan Cibitung di mana wilayah kawasan tersebut banyak berdiri permukiman penduduk beserta aktivitas industri pabrik.
"Salah satunya di Kecamatan Cibitung. Sesar itu di atasnya ada permukiman penduduk dan juga pabrik," ucapnya.
Dani mengaku potensi ancaman gempa tersebut hingga kini masih sulit diprediksi melalui ilmu pengetahuan maupun teknologi.
"Gempa adalah bencana yang sulit diprediksi karena belum ada teknologi yang bisa memprediksi bencana sebesar apa dan kapan serta dimana. Tapi menurut teori pengetahuan saat ini, dimana ada sesar, di situ ada potensi," katanya.
Baca juga: BPBD Bekasi salurkan bantuan logistik dan air bersih korban puting beliung
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat itu terus mengingatkan segenap masyarakat untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana.
Hal itu diwujudkan dengan cara menggelar acara peringatan kesiapsiagaan bencana pada Rabu (26/4/2023) kemarin. "Setiap 26 April kami selalu memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana yang bertepatan dengan hari lahir Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana," katanya.
"Melalui undang-undang itu, kami ingin merubah paradigma penanggulangan bencana yang tadinya hanya fokus pada tanggap darurat, yaitu ketika bencana terjadi baru kami bergerak, menjadi pengurangan risiko bencana, jadi lebih ke pencegahan," ujarnya.
Baca juga: BPBD: Kabupaten Bekasi berstatus siaga bencana hidrometeorologi sepekan ke depan
Sejumlah upaya telah dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana alam. Dani mengatakan kesadaran masyarakat di sejumlah desa dan kelurahan telah tertanam dengan baik.
Terlebih lagi, beberapa kecamatan pada setiap tahun selalu dilanda bencana seperti banjir dan angin puting beliung.
"Ada FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) dan Destana (Desa Tanggap Bencana) yang berfungsi memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait bagaimana mencegah dan menanggulangi," kata dia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023