Sukabumi, 3/8 (ANTARA) - Kereta Rel Diesel Bumi Geulis jurusan Sukabumi-Bogor menyediakan tiga gerbong cadangan untuk mengantisipasi adanya lonjakan penumpang pada musim mudik Idul Fitri 1433 H dan menambah jam operasi menjadi dua kali sehari.

"Kami sudah siapkan tiga gerbong cadangan untuk antisipasi lonjakan jumlah penumpang pada musim mudik tahun ini, karena mencontoh pada libur sekolah lalu jumlah penumpang cukup membludak terpaksa kami harus menambah rangkaian gerbong kereta," kata Kepala Stasion Utama Sukabumi, Budi Mulyana di Sukabumi, Jumat.

Menurut Budi, saat ini ketiga gerbong tersebut sudah bisa dioperasikan, namun karena penumpang masih normal maka untuk sementara masih menggunakan empat gerbong seperti biasanya.

Lebih lanjut, peningkatan jumlah penumpang diprediksi akan terjadi pada H-7 sampai H+7 lebaran.

Selain itu, untuk melayani para pemudik yang ingin menggunakan layanan KRD pihaknya juga menambah waktu operasi kereta, yang biasanya hanya satu kali beroperasi saat ini menjadi dua kali beroperasi setiap harinya.

"Pengoperasian KRD sebanyak dua kali sehari tersebut akan diberlakukan pada 8-29 Agustus," tambahnya.

Dikatakan Budi, setiap satu gerbong kereta bisa mengangkut maksimal 150 orang jika seluruh gerbong dioperasikan berarti empat gerbong awal ditambah tiga gerbong cadangan setiap satu kali beroperasi bisa mengangkut sekitar 1.000 orang lebih penumpang.

Tingginya minat warga menggunakan kereta api untuk bermudik karena selain bebas dari kemacetan juga harga tiketnya pun cukup murah dibandingkan dengan angkutan umum darat lainnya ditambah kenyamanan.

"KRD Bumi Geulis merupakan kelas bisnis tetapi tiketnya harga ekonomi, maka dari itu sejak dioperasikan kembali kereta ini jumlah penumpang setiap tahunnya terus bertambah," kata Budi.

Dan untuk pengamanan para penumpang pihaknya sudah menurunkan anggota keamanan yang selalu berjaga dan berpatroli dari satu gerbong ke gerbong lainnya.

Ia mengimbau kepada warga yang ingin menaiki kereta agar tidak membawa barang yang banyak, tidak menggunakan perhiasan mencolok dan tidak menerima makanan minuman yang diberikan orang baru dikenal atau tidak dikenal.


Laily R

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012