Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Bali, meminta masyarakat setempat mewaspadai dampak Siklon Tropis Ilsa yang terpantau di Samudra Hindia atau sekitar 580 km sebelah selatan-barat daya Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sistem ini bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan gerak 9 knot atau 17 kilometer per jam," kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Rabu.
BMKG mencatat potensi dampak tidak langsung di Bali yakni hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Bali.
Baca juga: BMKG: Bibit siklon 98S berpotensi tinggi tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam mendatang
Baca juga: Masyarakat diminta waspada dua bibit siklon di wilayah Indonesia
Potensi gelombang tinggi mencapai sekitar 1,25-2,5 meter di sekitar Selat Bali bagian selatan, Selat Lombok bagian selatan, Selat Badung, Selat Alas bagian Selatan yang perlu diwaspadai nelayan dan pelaku pelayaran atau wisata bahari.
Selain itu, potensi gelombang tinggi mencapai 2,5 hingga 4 meter di Samudera Hindia selatan Bali hingga NTB.
"Kami imbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan seperti angin kencang, pohon tumbang, kilat atau petir, banjir, genangan air, dan tanah longsor," ucapnya.
Baca juga: Siklon tropis Herman di Samudera Hindia berpotensi pengaruhi cuaca beberapa wilayah
Selain itu, kata dia, bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisata bahari dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir, diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut dengan ketinggian mencapai dua meter atau lebih.
Berdasarkan citra satelit BMKG yang dipantau pada Selasa (11/4) pukul 20.00 WITA, siklon itu berada tepatnya di sekitar 15.2 Lintang Selatan (LS), dan 120.5 Bujur Timur (BT) dengan kecepatan angin di sekitar pusat siklon mencapai 55 knot atau 100 kilometer per jam.
Selain itu, tekanan udara minimum sebesar 985 milibar dan diperkirakan intensitas siklon tropis Ilsa meningkat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Sistem ini bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan gerak 9 knot atau 17 kilometer per jam," kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Rabu.
BMKG mencatat potensi dampak tidak langsung di Bali yakni hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Bali.
Baca juga: BMKG: Bibit siklon 98S berpotensi tinggi tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam mendatang
Baca juga: Masyarakat diminta waspada dua bibit siklon di wilayah Indonesia
Potensi gelombang tinggi mencapai sekitar 1,25-2,5 meter di sekitar Selat Bali bagian selatan, Selat Lombok bagian selatan, Selat Badung, Selat Alas bagian Selatan yang perlu diwaspadai nelayan dan pelaku pelayaran atau wisata bahari.
Selain itu, potensi gelombang tinggi mencapai 2,5 hingga 4 meter di Samudera Hindia selatan Bali hingga NTB.
"Kami imbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan seperti angin kencang, pohon tumbang, kilat atau petir, banjir, genangan air, dan tanah longsor," ucapnya.
Baca juga: Siklon tropis Herman di Samudera Hindia berpotensi pengaruhi cuaca beberapa wilayah
Selain itu, kata dia, bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisata bahari dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir, diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut dengan ketinggian mencapai dua meter atau lebih.
Berdasarkan citra satelit BMKG yang dipantau pada Selasa (11/4) pukul 20.00 WITA, siklon itu berada tepatnya di sekitar 15.2 Lintang Selatan (LS), dan 120.5 Bujur Timur (BT) dengan kecepatan angin di sekitar pusat siklon mencapai 55 knot atau 100 kilometer per jam.
Selain itu, tekanan udara minimum sebesar 985 milibar dan diperkirakan intensitas siklon tropis Ilsa meningkat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023