Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat, mengupatakan pemenuhan target 95 persen dari seluruh balita usia 0-59 bulan di Kota Depok yang berjumlah 210.974 balita, mendapatkan imunisasi nasional polio.
"Kami optimistis target 95 persen dari seluruh balita usia 0-59 bulan yang ada di Kota Depok bisa tercapai," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Mary Liziawati di Depok, Minggu.
Imunisasi polio tahap pertama berlangsung sejak 3 hingga 9 April 2023 dan akan diselenggarakan lagi imunisasi polio tahap kedua pada tanggal 15 hingga 21 Mei 2023.
Imunisasi polio dilakukan serentak di Jawa Barat sehubungan terjadi kejadian luar biasa polio. Pemerintah Kota Depok menyasar 210.974 balita berusia 0-59 bulan.
Mary Liziawati mengatakan ditemukan kasus polio walaupun satu orang di Kabupaten Purwakarta, ini sudah membuat Jawa Barat dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) sehingga Kota Depok didalamnya melaksanakan Sub PIN Polio.
Pelaksanaan Sub PIN Polio dilaksanakan dalam dua putaran. Putaran Sub PIN Polio pertama dilaksanakan pada 3 April. Selanjutnya putaran Sub PIN Polio kedua pada 15 Mei dengan interval minimal satu bulan.
Jenis vaksin yang digunakan adalah novel oral polio vaccine tipe 2 (nOPV2) dengan kemasan 50 dosis per vial. Vaksin nOPV2 hanya digunakan pada pelaksanaan Sub PIN dalam rangka penanggulangan KLB polio tipe 2.
"Pelaksanaan sub PIN polio ini dilaksanakan di beberapa lokasi di 11 kecamatan di Kota Depok. Mulai dari Puskesmas, Posyandu, dan satuan pendidikan. Misalnya PAUD, TK dan RA. Termasuk, rumah sakit dan pos imunisasi lainnya di bawah koordinasi Dinkes," ujarnya.
"Kami Dinas Kesehatan Kota Depok tidak bisa berjalan sendiri, sehingga kami membutuhkan dukungan support dari bapak ibu sekalian agar kegiatan sub PIN polio ini bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target yang diharapkan 95 persen dari seluruh balita di kota depok tanpa memandang status imunisasi," katanya.
Sementara itu, Rodman Tarigan, anggota Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas PP KIPI) Jawa Barat menerangkan, polio adalah penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus Polio. Virus tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan atau kecacatan seumur hidup hingga mengakibatkan kematian.
"Polio tidak dapat diobati, hanya dapat dicegah dengan imunisasi polio," ujarnya.
Dirinya menambahkan, setidaknya ada empat upaya untuk mencegah polio. Pertama, imunisasi polio lengkap sesuai dengan jadwal pada bayi, selalu cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan bilas dengan air bersih.
"Lalu, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan tidak membuang air besar sembarangan," katanya.
Baca juga: Pemkot Bogor percepat pemenuhan vaksinasi polio ribuan balita
Baca juga: Imunisasi polio di Subang menyasar 105.399 bayi berusia 0-59 bulan
Baca juga: Bupati Sukabumi berharap kegiatan Sub PIN putus mata rantai penyebaran polio
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Kami optimistis target 95 persen dari seluruh balita usia 0-59 bulan yang ada di Kota Depok bisa tercapai," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Mary Liziawati di Depok, Minggu.
Imunisasi polio tahap pertama berlangsung sejak 3 hingga 9 April 2023 dan akan diselenggarakan lagi imunisasi polio tahap kedua pada tanggal 15 hingga 21 Mei 2023.
Imunisasi polio dilakukan serentak di Jawa Barat sehubungan terjadi kejadian luar biasa polio. Pemerintah Kota Depok menyasar 210.974 balita berusia 0-59 bulan.
Mary Liziawati mengatakan ditemukan kasus polio walaupun satu orang di Kabupaten Purwakarta, ini sudah membuat Jawa Barat dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) sehingga Kota Depok didalamnya melaksanakan Sub PIN Polio.
Pelaksanaan Sub PIN Polio dilaksanakan dalam dua putaran. Putaran Sub PIN Polio pertama dilaksanakan pada 3 April. Selanjutnya putaran Sub PIN Polio kedua pada 15 Mei dengan interval minimal satu bulan.
Jenis vaksin yang digunakan adalah novel oral polio vaccine tipe 2 (nOPV2) dengan kemasan 50 dosis per vial. Vaksin nOPV2 hanya digunakan pada pelaksanaan Sub PIN dalam rangka penanggulangan KLB polio tipe 2.
"Pelaksanaan sub PIN polio ini dilaksanakan di beberapa lokasi di 11 kecamatan di Kota Depok. Mulai dari Puskesmas, Posyandu, dan satuan pendidikan. Misalnya PAUD, TK dan RA. Termasuk, rumah sakit dan pos imunisasi lainnya di bawah koordinasi Dinkes," ujarnya.
"Kami Dinas Kesehatan Kota Depok tidak bisa berjalan sendiri, sehingga kami membutuhkan dukungan support dari bapak ibu sekalian agar kegiatan sub PIN polio ini bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target yang diharapkan 95 persen dari seluruh balita di kota depok tanpa memandang status imunisasi," katanya.
Sementara itu, Rodman Tarigan, anggota Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas PP KIPI) Jawa Barat menerangkan, polio adalah penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus Polio. Virus tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan atau kecacatan seumur hidup hingga mengakibatkan kematian.
"Polio tidak dapat diobati, hanya dapat dicegah dengan imunisasi polio," ujarnya.
Dirinya menambahkan, setidaknya ada empat upaya untuk mencegah polio. Pertama, imunisasi polio lengkap sesuai dengan jadwal pada bayi, selalu cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan bilas dengan air bersih.
"Lalu, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan tidak membuang air besar sembarangan," katanya.
Baca juga: Pemkot Bogor percepat pemenuhan vaksinasi polio ribuan balita
Baca juga: Imunisasi polio di Subang menyasar 105.399 bayi berusia 0-59 bulan
Baca juga: Bupati Sukabumi berharap kegiatan Sub PIN putus mata rantai penyebaran polio
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023