Jakarta, 19/10 (ANTARA) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddieqy mengemukakan bahwa PKS mesti mengambil pelajaran pahit mengenai persepsi dan perasaan publik.

 "Contohnya, ide pembubaran KPK (yang dilontarkan anggota parlemen PKS) jelas bertentangan dengan perasaan publik, kontraproduktif jika dilontarkan, meski maksudnya mungkin ada benarnya," katanya melalui
siaran pers yang disampaikan Center for Indonesian Reform (CIR) di Jakarta, Rabu.

 Direktur Eksekutif CIR Drs Sapto Waluyo, MSc menjelaskan, pada Selasa (18/10) malam disela-sela pengumuman perombakan kabinet oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Dewan Pakar PKS menggelar diskusi bertema "Pembenahan Sistem Pemilu 2014 dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia" di MUC Building Jakarta.

CIR adalah lembaga kajian strategi dan kebijakan, serta rujukan informasi untuk masalah ekonomi, politik, sosial-budaya, sains-teknologi, hukum dan hak asasi manusia (HAM).

 "Ini pelajaran pahit buat PKS agar cerdas mempertimbangkn 'public discourse'. Jangan meremehkan persepsi publik karena perkembangan dukungan ditentukan 'day to day issues', sementara survei tahunan
hanya menentukan popularitas," katanya dan menambahkan mengenai contoh ide pembubaran KPK dimaksud.

 Sementara itu, Ketua Dewan Pakar PKS Kemal Stamboel berharap seluruh jajaran PKS, pimpinan dan kader, tidak terjebak pada isu jangka pendek, tapi berpikir strategis.

 "Bukan hanya berjuang memenangkan Pemilu, tapi juga membangun sistem demokrasi yang kokoh. Bukan hanya mengawal 'reshuffle' kabinet, tapi juga mendorong proses reformasi birokrasi yang akuntabel," katanya.

 Sedangkan anggota Dewan Pakar PKS yang juga menjabat Staf Khusus Menteri Sosial Musholi memprihatinkan pergantian Menristek sebagai akibat sikap legislator PKS (Anis Matta cs) yang tidak terkontrol.

 "Kinerja Suharna Surapranata (saat menjabat Menristek) diakui bagus, dibuktikan dengan penilaian UKP4 dan BPK," katanya.

Karena, kata dia, laporan keuangannya dinyatakan wajar tanpa pengecualian (WTP) dua tahun berturut-turut, sehingga renumerasi Kemenristek dipercepat tahun 2011 ini.

 Ia menjelaskan bahwa para stafnya menangis saat Suharna pamitan pada Selasa pagi.

Mereka menyaksikan sendiri "Mr Clean" --julukan bagi Suharna--walau terkesan lugu, Suharna menolak tawaran APBN Tambahan karena takut ada "fee" menyimpang.

 "Dia (Suharna) contoh ideal PKS dalam pemikiran dan perbuatan," kata Musholi.

     
                                       Sinyal keliru

Sebelumnya, Direktur Eksekutif CIR Sapto Waluyo mengulas bahwa tim di sekitar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sinyal keliru atas penggantian Suharna Surapranata sebagai Menristek.

 "Suharna 'low profile', sehingga jadi sasaran empuk politik. Jika tim presiden teliti, penggantian Suharna beri sinyal keliru. Dia mantan Ketua MPP (majelis pertimbangan partai), peletak dasar platform kebijakan PKS. Penggantian Suharna timbulkan reaksi kelompok idealis," ujarnya.

Dikemukakannya bahwa secara nyata, berdasarkan Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) yang dipimpin Kuntoro Mangkusubroto, prestasi Menristek juga mendapatkan nilai yang baik.

"Kinerja Menristek juga positif, semua target tercapai (menurut UKP4), terutama menerapkan platform Iptek dan Sistem Inovasi Nasional dari pusat hingga daerah," kata alumni Hubungan Internasional Universitas Airlangga (Unair) yang menamatkan S-2 dengan kajian terorisme di S Rajaratnam School of International Studies (RSIS) yang berada di lingkungan kampus Nanyang Technological University (NTU) Singapura itu.

Dari situ, kata dia, peluang perkembangan ekonomi yakni Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan pembenahan birokrasi dipercepat.

Selain itu,  kata dia, laporan keuangan di Kemristek selama dipimpin Suharna mendapatkan wajar tanpa pengecualian (WTP) dua tahun berturut-turut.

"Bandingkan dengan Mendiknas atau Menkes yang 'disclaimer'," katanya menegaskan.

Menurut dia, "kelemahan" Menristek adalah karena sosoknya yang "low profile" sehingga tidak pernah memasang iklan.

Sementara itu, pengamat politik UI Yon Mahmudi melihat Presiden Yudhoyono galau dengan anggota parlemen PKS (Anis Matta Cs), tapi keliru menerjemahkanyya dengan mencopot Menristek.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2011