Sukabumi (Antara Megapolitan) - Sejumlah warga yang tinggal di sekitar pabrik semen PT Siam Cement Group (SCG) atau Semen Jawa, mendatangi Pendopo, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menuntut perusahaan tersebut menegakan Amdal.

"Perusahaan asal Thailand ini, kami nilai tidak berkomitmen dalam penegakan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) dan transparansi pabrik semen," kata perwakilan warga yang juga Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Tujuh, Sihabudin di Sukabumi, di sela audiensi antara warga, perwakilan PT SCG dengan Pemkab Sukabumi, Jumat.

Menurutnya, pabrik semen yang berada di wilayah Kecamatan Cikembar dan Gunungguruh ini kerap mengeluarkan polusi saat beroperasi seperti debu yang cukup pekat, ini bisa dilihat saat malam hari.

Selain itu, akibat beroperasinya pabrik semen itu warga yang tinggal disekitar merasakan adanya peningkatan suhu dan terasa lebih panas.

Bahkan, permasalahan tidak hanya polusi saja. Seperti perekrutan tenaga kerja lokal Kabupaten/Kota Sukabumi yang seharusnya 80 persen karyawannya dari dalam Sukabumi, tetapi kenyataannya tidak.

Belum lagi masalah Amdal lalu lintas (Lalin) yang belum dimiliki perusahaan terrsebut, padahal keberadaan pabrik ini kerap menimbulkan kemacetan panjang di jalur perlintasan Sukabumi-Cianjur, tepatnya di Kecamatan Cikembar karena banyaknya kendaraan besar yang keluar masuk pabrik itu.

"Kami nilai, PT SCG tidak berkomitmen dalam penegakan AMDAL, sehingga yang jadi korbannya adalah warga yang tinggal di sekitar perusahaan itu," tambah Sihabudin.

Ditambahkan. Sekjen LSM Forum Tujuh Saepulrohman, untuk dana corporate social responsibility (CSR) pihak PT SCG juga tidak transparan, karena warga sampai saat ini tidak mengetahui berapa besar nilai CSR yang sudah dikeluarkan insvestor Thailand itu.

Informasinya, CSR yang disalurkan tersebut melalui pemerintah desa yang berada di sekitar lokasi pabrik, tapi kenyataannya banyak warga yang belum mendapatkannya.

Menanggapi hal tersebut, Direktur PT SCG Somchai Dumrongsil mengatakan pihaknya terus berupaya menegakan Amdal dan menyalurkan dana CSR. Bahkan, perusahaannya ini mempunyai tiga komitmen yakni financial, masyarakat dan lingkungan.

Selain itu, ia juga membantah bahwa perusahaan ini tidak merekrut 80 persen tenaganya dari pekerja loka. Dan terakhir untuk CSR sudah disalurkan dalam bentuk beasiswa pendidikan bagi warga di sekitar lokasi pabrik yang dimulai sejak 2015 lalu.

"Sudah ada 400 pelajar yang kami berikan beasiswa, dan untuk tahun ini ada 100 pelajar yang diberikan beasiswa pendidikan sebagai salah satu bentuk CSR kami," katanya.

Dengan banyaknya keluhan dari warga, pihaknya berjanji akan terus memperbaiki komunikasi khususnya dengan warga yang berada di sekitar lokasi perusahaan, agar tidak lagi terjadi kesalahfahaman.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016