Rio de Janeiro (Antara Megapolitan) - Perjalanan panjang dan perjuangan keras Tontowi Ahmad bersama Liliyana Natsir untuk bisa menjadi juara Olimpiade, akhirnya terbayar tuntas dengan keberhasilan mereka medali emas bulu tangkis nomor ganda campuran di Rio de Janeiro.

Dan yang lebih berkesan lagi, pertandingan final yang mereka menangi bertepatan dengan HUT ke-71 Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Rabu 17 Agustus 2016.

"Keberhasilan ini sebagai kado HUT kemerdekaan Indonesia," kata Tontowi Ahmad seusai bersama Liliyana Natsir mengalahkan pasangan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dari Malaysia 21-14, 21-12 pada pertandingan final ganda campuran Olimpiade ke-31 tersebut.

Menurut Tontowi, pemain kelahiran Banyumas 18 Juli 1987, emas Olimpiade 2016 memang sudah menjadi target mereka, oleh sebab itulah persiapan khusus sudah dilakukannya beberapa bulan sebelum berangkat ke Brazil.

Pasangan Tontowi/Liliyana, atau yang akrab dipanggil dengan sebutan Owi/Butet, sudah cukup lama masuk dalam deretan pebulu tangkis top dunia untuk nomor ganda campuran, sejak dipasangkan pada awal tahun 2010-an.

Sejumlah gelar juara kelas dunia telah diraih Owi/Butet, di antaranya juara dunia tahun 2013, juara pada sejumlah turnamen super series dan yang cukup fenomenal adalah juara turnamen bergengsi All England tiga kali (2012, 2013, 2014).

Prestasi-prestasi itu juga yang menempatkan mereka selalu berada di peringkat atas, dan terakhir mereka ada di urutan ketiga dunia.

Khusus bagi Liliyana alias Butet, Olimpiade di Rio de Janeiro ini merupakan yang ketiga kalinya. Bahkan pada Beijing 2008 ia berhasil mendapat medali perak ketika berpasangan dengan Nova Widianto.

Pemain kelahiran Manado 19 September 1987 itu juga memiliki impian sama dengan Tontowi Ahmad, yakni mempersembahkan medali emas bagi Indonesia.

Konsistensi mereka sebagai pasangan ganda campuran kelas dunia pun dibuktikan di Olimpiade 2016. Mereka tampil trengginas dan tidak pernah kehilangan satu game pun sejak babak penyisihan grup hingga pertandingan final.

Bahkan pasangan nomor satu dunia Zhang Nan/Zhao Yunlei dari China pun dapat mereka kalahkan di semi final.

Kematangan pasangan Owi/Butet pun terlihat dalam pertandingan final, dimana banyak beban harapan berada di pundak mereka, setelah harapan Indonesia di nomor lainnya sudah berguguran di babak-babak awal.

Apalagi pertandingan  melawan Malaysia, banyak faktor mental psikologis yang bisa berpengaruh pada penampilan dan emosi pemain. Di tambah lagi ratusan juta masyarakat Indonesia pun, yang menyaksikan pertandingan itu melalui televisi, mengharapkan kemenangan mereka di Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus.

"Pertandingan di Hari Kemerdekaan ini justru menambah energi dan semangat kami untuk melakukan yang terbaik," kata Liliyana yang bersama Tontowi dalam pertandingan Rabu siang itu tampil tenang di tengah gegap gempita pendukung Indonesia maupun Malaysia di arena Riocentro.

Ketenangan, kekompakan dan kematangan dari Owi/Butet inilah yang menjadi salah satu kunci kesuksesan mereka di Olimpiade, sekaligus memberi kebahagiaan bagi bangsa Indonesia di tengah peringatan 71 tahun Kemerdekaan.  (Ant).

Pewarta: Teguh Handoko

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016