Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alibata meminta Dinas Pariwisata memaksimalkan pengelolaan enam wisata alam di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, karena memiliki daya tarik yang tidak kalah dengan destinasi wisata lain.

"Tempat-tempat wisata ini belum dikenal masyarakat secara luas karena minim sentuhan. Padahal tidak kalah menarik dibandingkan destinasi wisata di daerah lain," kata Wakil Ketua Pokdarwis Alibata Kecamatan Muaragembong Ahmad Qurtubi di Kabupaten Bekasi, Kamis.

Dia menyebutkan keenam destinasi wisata alam itu adalah Track Hutan Mangrove, Pantai Bungin, Pantai Beting, Kawasan Bakau dihuni hewan endemik Lutung Jawa, Wisata Pancing Liar, dan Jembatan Cinta.

Baca juga: Bekas Kantor Kecamatan Muaragembong Bekasi diubah jadi fasilitas desa wisata
Baca juga: Pemkab Bekasi gelar festival wisata bahari Muaragembong

Menurut dia, kondisi ini berbanding terbalik dengan kemegahan Kabupaten Bekasi sebagai pemilik kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara, tempat berdiri 11 kawasan industri besar serta sedikitnya 7.339 perusahaan yang diproyeksikan masih terus bertambah.

"Ada enam wisata alam, sementara ini hanya Track Mangrove di Desa Pantai Sederhana yang ramai dikunjungi wisatawan, itu pun karena baru dibuka," katanya.

Dia mengaku objek wisata Pantai Beting bahkan belum diketahui banyak wisatawan padahal pantai tersebut memiliki pesona dan daya tarik tersendiri dengan lokasi tersembunyi di balik hutan bakau.

"Pantai Beting masih sepi. Akses jalan menuju pantai yang sulit mengakibatkan sepi pengunjung. Kalau pun ada pengunjung, biasanya mereka memiliki tujuan seperti membuat konten untuk ditayangkan di media sosial," katanya.

Baca juga: Pemkab Bekasi bakal terima Rp32 miliar tata wisata Muaragembong

Tidak hanya objek wisata Pantai Beting, Hutan Mangrove di Desa Pantai Bahagia yang dihuni sebanyak 80 ekor Lutung Jawa yang bebas berkeliaran pun selalu sepi pengunjung.

Qurtubi mengatakan wisata alam di kecamatan yang memiliki hutan bakau seluas 1.028,64 hektare ini sebenarnya bisa membantu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan perputaran ekonomi masyarakat jika dikelola maksimal.

"Sejauh ini pengunjung tempat wisata di sini sepi, akibat terkendala infrastruktur dan fasilitas pendukung, mulai dari jalan, tempat ibadah, tempat makan, parkiran, WC umum dan tempat bermain," kata dia.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023