Badan Informasi Geospasial (BIG) akan mengkaji usulan nama oleh Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji terhadap gunung bawah laut yang baru saja ditemukan di perairan selatan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai BIG Yosef Sigit Purnomo mengatakan gunung bawah laut di Pacitan itu ditemukan pada koordinat 111,039 BT dan 10,661 LS.
“Sebenarnya usulan nama sudah disampaikan Bupati Pacitan dalam bentuk surat yang akan kami telaah pada 6-10 Maret. Nama itu belum resmi,” katanya dalam konferensi pers Penemuan Gunung bawah Laut di Jakarta, Kamis.
Baca juga: BIG temukan gunung bawah laut di perairan selatan Pacitan
Gunung bawah laut tersebut memiliki ketinggian sekitar 2.200 meter yang berada di kedalaman dasar laut sekitar 6.000 meter dengan puncak pada kedalaman sekitar 3.800 meter.
Ia tidak menyebutkan nama yang diusulkan oleh Bupati Pacitan, namun nama itu mengandung doa agar gunung bawah laut itu tidak menjadi bencana, namun justru menjadi kekayaan baru bagi masyarakat setempat.
“Bahasa Jawanya tentu ada kata jagat, jaga bumi. Nanti kalau sudah resmi akan kami sampaikan. Kalau Bahasa Jawa memang artinya menjaga,” ujar Sigit.
Ia menuturkan unsur geospasial seperti penemuan gunung bawah laut perlu diberi nama, sehingga proses dan tahapan penamaan nama ini akan cukup teknis. Penamaannya pun harus melibatkan masyarakat setempat, karena akan berhubungan dengan budaya, bahasa, dan cara pengucapannya.
Baca juga: PVBMG: Letusan gunung api bawah laut bisa berdampak tsunami
Hal itu sesuai dengan PP Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi, yaitu mengatur bahwa pemberian nama harus melibatkan masyarakat.
Ia menjelaskan penamaan rupabumi sendiri memiliki beberapa prinsip yaitu menggunakan Bahasa Indonesia dan Abjad Romawi, menghormati keberadaan suku, agama dan golongan, serta menghindari penggunaan nama instansi/lembaga.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai BIG Yosef Sigit Purnomo mengatakan gunung bawah laut di Pacitan itu ditemukan pada koordinat 111,039 BT dan 10,661 LS.
“Sebenarnya usulan nama sudah disampaikan Bupati Pacitan dalam bentuk surat yang akan kami telaah pada 6-10 Maret. Nama itu belum resmi,” katanya dalam konferensi pers Penemuan Gunung bawah Laut di Jakarta, Kamis.
Baca juga: BIG temukan gunung bawah laut di perairan selatan Pacitan
Gunung bawah laut tersebut memiliki ketinggian sekitar 2.200 meter yang berada di kedalaman dasar laut sekitar 6.000 meter dengan puncak pada kedalaman sekitar 3.800 meter.
Ia tidak menyebutkan nama yang diusulkan oleh Bupati Pacitan, namun nama itu mengandung doa agar gunung bawah laut itu tidak menjadi bencana, namun justru menjadi kekayaan baru bagi masyarakat setempat.
“Bahasa Jawanya tentu ada kata jagat, jaga bumi. Nanti kalau sudah resmi akan kami sampaikan. Kalau Bahasa Jawa memang artinya menjaga,” ujar Sigit.
Ia menuturkan unsur geospasial seperti penemuan gunung bawah laut perlu diberi nama, sehingga proses dan tahapan penamaan nama ini akan cukup teknis. Penamaannya pun harus melibatkan masyarakat setempat, karena akan berhubungan dengan budaya, bahasa, dan cara pengucapannya.
Baca juga: PVBMG: Letusan gunung api bawah laut bisa berdampak tsunami
Hal itu sesuai dengan PP Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi, yaitu mengatur bahwa pemberian nama harus melibatkan masyarakat.
Ia menjelaskan penamaan rupabumi sendiri memiliki beberapa prinsip yaitu menggunakan Bahasa Indonesia dan Abjad Romawi, menghormati keberadaan suku, agama dan golongan, serta menghindari penggunaan nama instansi/lembaga.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023