Bakauheni, Lampung (Antara Megapolitan) - Setiap tahun Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni (Lampung)-Merak (Banten) selalu menjadi tumpuan ratusan ribu pemudik Jawa ke Sumatera dan sebaliknya agar dapat berlebaran di kampung halaman masing-masing.

Kendati tersedia alternatif layanan transportasi bagi pemudik selain melalui pelayaran di Selat Sunda dari Pelabuhan Merak-Bakauheni itu, sebagian besar pemudik pejalan kaki maupun bersepeda motor, pengguna bus umum maupun mobil pribadi tetap memilih melintasi pelayaran Selat Sunda agar bisa sampai tujuan masing-masing merayakan Lebaran 2016 ini.

Apalagi rencana alternatif membangun Jembatan Selat Sunda yang sempat digadang-gadang sebelumnya pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), justru pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipastikan belum akan dilanjutkan realisasinya.

Tentu saja, karena itu pelayaran penumpang Bakauheni-Merak pulang pergi (PP) kembali menjadi tumpuan utama bagi para pemudik itu.

Persoalan klasik yang menghantui setiap kali terjadi kepadatan arus mudik dan balik lebaran pun membayangi para pengelola operator angkutan umum maupun para pemudik yang hendak melintasi pelayaran Selat Sunda ini.

Sejumlah pemudik, termasuk kaum ibu yang membawa serta anak-anaknya, pemudik lanjut usia dan pemudik umumnya saat memasuki Pelabuhan Merak (Banten) hingga Sabtu (2/7) pun merasakan persoalan klasik saat kepadatan mudik lebaran itu kembali dialami mereka.

Ny Emi, pemudik yang sudah lima tahun tinggal di Slipi, Jakarta Barat mengaku sempat terjebak kemacetan beberapa jam saat hendak memasuki Pelabuhan Merak sebelum akhirnya bisa menyeberang dan sampai di Bakauheni, Lampung pada Sabtu dini hari.

Dia menjalani mudik ke Lampung tujuan Natar, Lampung Selatan tanpa disertai suami yang masih harus tinggal di Jakarta menyelesaikan pekerjaan hingga mendekati lebaran nanti.

Padahal, dia juga membawa serta dua anaknya yang masih balita beserta seorang adiknya yang masih kecil, dan menenteng pula barang bawaan untuk dibawa mudik.

Asep, pemudik lainnya dari Tangerang yang hendak ke Kabupaten Lampung Tengah bersama istrinya, mengaku sempat terjebak macet saat hendak masuk Pelabuhan Merak sekitar 3-4 jam lamanya.

Namun dia dan istrinya bersyukur akhirnya pelayaran berjalan lancar sekitar dua jam di laut dan bisa menyeberang ke Lampung tiba di Bakauheni untuk selanjutnya menuju Terminal Induk Rajabasa Bandarlampung dan meneruskan lagi perjalanan ke kampung halaman istrinya di Lampung Tengah itu.

Sebanyak 392.729 pemudik yang melalui Pelabuhan Merak setidaknya telah diseberangkan menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung, hingga beberapa hari menjelang Idulfitri 1437 Hijriah ini.        

Berdasarkan data yang diperoleh dari Posko Mudik Terpadu di Pelabuhan Merak, Minggu (3/7), sejak H-12 atau Jumat (24/7) hingga H-4 tercatat 392.729 penumpang terdiri dari 69.979 penumpang pejalan kaki dan 322.750 penumpang di atas kendaraan diseberangkan ke Bakauheni.
    
Antre dan Macet di Merak

Puncak arus mudik tahun 2016 terjadi pada H-3 atau Minggu (3/7) ini. Bahkan, lonjakan penumpang sudah terlihat Minggu dini hari hingga menimbulkan antrean dan kemacetan kendaraan roda empat mencapai 10 kilometer hingga ke Tol Tangerang-Merak.

Bahkan, penumpang di atas kendaraan yang menggunakan jasa bus terpaksa berjalan kaki dari Jalan Cikuasa Atas hingga Pelabuhan Merak sepanjang tiga kilometer akibat terjebak kemacetan.

Menurut Humas PT ASDP Cabang Merak Mario S Oetomo, pihaknya mengoperasikan sebanyak 30 unit kapal roll on roll off (ro-ro) dengan total perjalanan kapal feri itu sebanyak 95 trip. Kegiatan bongkar muat juga dipercepat hingga 45 menit bisa diseberangkan pemudik menuju Pelabuhan Bakauheni,Lampung.

Pihaknya terus bekerja keras untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan pribadi agar kemacetan dapat terurai.

Hingga Minggu malam ribuan kendaraan pribadi masih mengantre pada lima dermaga Pelabuhan Merak agar bisa diseberangkan menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Begitu juga penumpang pejalan kaki mengantre di loket penjualan tiket.

Meskipun terjadi kepadatan pemudik lebaran, namun masih dalam kondisi lancar dengan mengoperasikan 30 unit kapal ro-ro.

Menurut Mario, penyeberangan Merak-Bakauheni berjalan lancar.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Danang S Baskoro di Merak, Banten, Minggu (3/7) menyatakan puncak arus mudik tahun ini meningkat sekitar enam persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan pemudik tersebut terus dibarengi dengan peningkatan pelayanan baik kesiapan kapal ro-ro, dan juga fasilitas sarana pelabuhan untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas serta kenyamanan bagi pemudik. Selain itu, juga melibatkan posko pengamanan, posko kesehatan dan penambahan loket.

Pihaknya harus terus bekerja keras untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap pemudik yang menggunakan jasa transportasi penyeberangan laut dengan lancar serta sampai tujuan dalam kondisi selamat.

Pihaknya optimistis penyeberangan Merak-Bakauheni berjalan lancar.

PT ASDP di Merak mengoperasikan 28-30 kapal ro-ro dengan target perjalanan sebanyak 90 trip, sehingga dapat mengatasi kemacetan kendaraan. Kegiatan bongkat muat kapal di dermaga pelabuhan dipercepat hingga 45 menit bisa melakukan kembali perjalanan penyeberangan Merak-Bakauheni.

Menyinggung pengemudi kendaraan pribadi yang mengeluhkan kemacetan hingga menunggu berjam-jam, menurut Danang, hal itu biasa terjadi karena volume kendaraan begitu padat dengan pemudik yang datang secara bersamaan.

Karena itu, pihaknya mengimbau pemudik agar melakukan perjalanan pada siang hari untuk menghindari antrean kendaraan.

Sedangkan pemudik yang melalui Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni ke Merak hingga Minggu (3/7), mengalami peningkatan sebesar 6,1 persen dibandingkan waktu yang sama jelang lebaran tahun sebelumnya.

Jumlah pemudik yang menyeberang Selat Sunda ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni ke Merak tahun ini sejak H-12 hingga H-4 melebihi sebelumnya atau mencapai 271.955 orang pemudik, kata GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Eddy Hermawan.

Menurut dia, jumlah pemudik tersebut terdapat selisih sekitar 15 ribu dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Menurutnya, tahun ini lebih didominasi oleh kendaraan pribadi, bahkan pada H-4 kemarin pejalan kaki terdata hanya sebanyak 3.634 pemudik.

Kepadatan penumpang di Pelabuhan Bakauheni diperkirakan akan terjadi saat arus balik usai Lebaran 2016.

Saat mudik lebaran memang akan lebih besar penumpang dari Pelabuhan Merak yang menuju Bakauheni, kata Eddy pula.

Pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi dari Bakauheni ke Merak cenderung lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan data posko angkutan Lebaran 2016 di Bakauheni, jumlah pemudik yang melalui Pelabuhan Bakauheni untuk menyeberang ke Merak, pada Minggu malam hingga pukul 20.00 WIB mencapai 24.509 pemudik baik pejalan kaki maupun dalam kendaraan.

Sebanyak 17.429 orang penumpang yang berasal dari 685 bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan antarkota dalam provinsi (AKDP) masuk ke Terminal Induk Rajabasa Bandarlampung pada tiga hari menjelang Lebaran 2016.

PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni telah menyiapkan sebanyak 14 loket penjualan tiket untuk penumpang pejalan kaki, dan enam loket untuk kendaraan mulai H+1 atau sehari setelah Lebaran 2016. Tersedia pula loket khusus untuk wanita hamil, lansia, dan difabel.

Menurut GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Eddy Hermawan pada arus mudik ini, penggunaan loket penjualan disesuaikan dengan kondisi terkini, karena penumpang yang menyeberang ke Merak tak sebanyak saat arus balik.

Pihaknya akan membuka loket penjualan selain di Pelabuhan Bakauheni, untuk mengurai antrean kendaraan di Pelabuhan Bakauheni saat arus balik usai lebaran nanti.

Ia menyebutkan dalam keadaan normal, hanya empat loket untuk pejalan kaki yang dibuka.

Selain itu, dia juga menyebutkan tidak dioperasikannya Dermaga 4 Pelabuhan Bakauheni karena kondisinya tak layak digunakan, dan dermaga sudah lama dalam keadaan rusak.

Meski demikian, menurut dia, kerusakan dermaga itu tak akan mengganggu kelancaran bongkar muat isi kapal-kapal feri di Pelabuhan Bakauheni.

Dermaga yang dioperasikan di Pelabuhan Bakauheni sebanyak 5 unit, dan ada satu dermaga cadangan.

Di Pelabuhan Merak juga ada lima dermaga yang dioperasikan pada arus mudik dan arus balik Lebaran 2016 ini.

Pelayaran Merak-Bakauheni di Selat Sunda sebagai tumpuan pemudik memang musti terus menerus memperbaiki diri, menambah sarana dan fasilitas yang dimiliki, termasuk menambah dermaga baru, meremajakan kapal-kapal feri sudah tua, meningkatkan kapasitas personel operatornya, agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang kapal, serta menjamin kenyamanan dan keamanan selama pelayaran di lautan Selat Sunda ini.

Pelayaran Bakauheni-Merak sebagai tumpuan pemudik yang dipastikan padat saat arus mudik maupun balik setiap kali lebaran tak bisa menoleransi adanya kesalahan maupun kelalaian dalam hal kesiapan sarana dan fasilitas yang dimiliki serta operator pelayanan harus selalu prima dalam memberikan layanan terbaik.

Kelalaian, kesalahan, dan kealpaan dalam memberikan layanan terbaik bagi pemudik saat puncak kepadatan arus mudik dan balik lebaran dipastikan akan berakibat fatal merugikan semua pihak serta mengganggu kelancaran tradisi mudik lebaran ini. (Ant).

    

Pewarta: Budisantoso Budiman

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016