Bogor (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mendorong pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk menumbuhkan semangat berwirausaha agar terus berkembang dan tidak mudah gulung tikar.

"Bantuan modal dan pelatihan hanya pemicu saja, alat yang diberikan ada masanya bisa uzur dan rusak. Yang terpenting adalah semangat untuk mau terus berwirausaha, yang menjadi modal abadi kita," kata Bima dihadapan 160 pelaku usaha penerima bantuan Tenaga Kerja Muda Mandiri tahun 2016, di Balai Kota, Senin.

Pemerintah Kota Bogor menyalurkan bantuan modal alat melalui program tenaga kerja muda mandiri kepada 160 orang yang berasal dari delapan kelurahan.

Bantuan yang diberikan berupa 70 mesin jahit, peralatan tata boga, mesin pengering pakan lele, alat untuk usaha ayam ungkep, dan mesin cetak untuk usaha sablon digital.

Nilai bantuan yang disalurkan sebesar Rp120 juta, terdiri atas Rp90 juta bantuan alat dan Rp30 juta untuk pelatihan usaha serta manajemen bagi penerima bantuan.

Menurut Bima, Pemerintah Kota Bogor terus berupaya agar masyarakat mendapatkan pekerjaan yang layak, sebagai mana yang dicita-citakan setiap orang memiliki hidup layak dan dapat pekerjaan, hidup berkecukupan.

"Cukup dalam artian relatif, ini menjadi tugas Pemerintah Kota Bogor untuk berjuang agar warganya memiliki penghasilan tetap," katanya.

Upaya ini, lanjutnya, tidaklah mudah, mengingat hingga hari ini jumlah lapangan pekerjaan dengan pencari kerja tidak sebanding. Sehingga Pemerintah Kota Bogor mendorong masyarakatnya untuk berwiraswasta.

"Yang terpenting dari berwiraswasta itu adalah percaya diri, modal bukan segala-galanya. Salah satu produsen baju ikonik Bogor Unchal itu buat usaha cuma Rp500 ribu, sekarang omsetnya mencapai ratusan juta, bahkan merambah impor," katanya.

Ia mengatakan, dirinya pun mencoba berwiraswasta, setelah melepaskan diri dari pekerjaan sebagai tenaga pengajar di salah satu perguruan tinggi dengan gaji Rp400 ribu tahun 1999. Bersama dengan teman-temannya patungan membuat usaha.

Demikian pula istri dan almarhum ibunya memiliki usaha pembuatan selimut dari kain perca. Tapi sejak menjabat Wali Kota, usaha tersebut terbengkalai, begitu juga dengan usaha istrinya yang tengah fokus menjadi Ketua Tim Penggerak PKKK.

"Tetapi, kalau kita punya ilmu manajemen, usaha ini masih bisa kita jalankan. Itulah pentingnya semangat dan kepercayaan, keyakinan akan usaha yang kita jalankan," katanya.

Menurutnya, Kota Bogor menyediakan peluang usaha kecil menengah yang sangat menjanjikan. Saat ini sektor kuliner menjadi incaran masyarakat Jabodetabek, begitu juga dari garmen, fashion.

"Walaupun Bogor macet, tetapi warga Jakarta yang datang untuk berwisata kuliner cukup banyak, setiap akhir pekan mereka datang, begitu juga fashion jadi incaran," katanya.

Bima menambahkan, selama masyarakat tetap semangat menjalankan usahanya, fokus dan menguasai manajemen, maka diyakini usaha tersebut dapat berkembang dengan baik.

"Pasarnya ada, bantuan usaha sudah masuk, tinggal kembali ke masing-masing pelaku usaha untuk mau berusaha," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kota Bogor Annas M Rasmana mengatakan, terdapat 12 ribu UMKM di Kota Bogor yang terdiri dari golongan usaha baru tumbuh, menengah dan kuat.

"Ada sekitar 3.900 UMKM baru tumbuh di Kota Bogor yang menjadi tanggung jawab Disnakersostran untuk diberikan bantuan usaha, dan pembinaan. Sisanya UMKM kuat dan mandiri menjadi tanggung jawab Dinas Koperasi dan UMKM dalam pembinaan," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016