Bekasi (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengusulkan pembangunan stasiun baru di wilayahnya kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Gagasan pembangunan stasiun baru tersebut cukup beralasan mengingat perkembangan Kota Bekasi setiap tahun dengan karakter masyarakat yang heterogen," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, jumlah penumpang kereta commuter line pada 10 tahun mendatang diproyeksikan mencapai 250 ribu penumpang setiap hari.
Sementara sarana dan prasarana di Stasiun Bekasi saat ini dianggap tidak memadai, terutama lahan parkir, dan integrasi dengan angkutan umum lainnya.
"Saya segera mengusulkan pembangunan stasiun baru tersebut. Awalnya, izin kepada PT Kereta Api Indonesia, lalu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kalau perlu ke Presiden juga," katanya.
Dikatakan Rahmat, lokasi lahan untuk pembangunan stasiun baru tersebut harus representatif dan berada di atas lahan luas.
Salah satu lokasi yang diusulkan berada di lahan fasos/fasum milik PT Sumarecon Agung di kawasan Bekasi Timur.
"Kami akan menggandeng pihak swasta untuk berinvestasi membangun sarana dan prasarana stasiun, mulai dari gedung parkir, dan sub terminal, serta pemerintah akan membuat halte khusus angkutan umum aeromovel," katanya.
Rahmat menambahkan, pihaknya terbuka untuk investasi selama itu sejalan dengan Visi dan Misi Kota Bekasi.
Menurut dia, pihaknya menginginkan kemudahan akses traportasi bagi para wisatawan yang berwisata belanja di Kota Bekasi maupun kemudahan transportasi bagi warganya.
"Kami ingin semua transportasi terintegrasi," katanya.
Pengamat Tata Kota Bekasi, Ridwan Maulana mengatakan, lahan baru yang diusulkan berlokasi di Summarecon Bekasi cukup layak untuk dibangun sebuah stasiun kereta commuter.
"Soalnya, pemerintah gampang melakukan rekayasa lalu lintas karena ketersediaan infrasktur jalan yang ada," katanya.
Lahan Stasiun Bekasi di Jalan Ir H Djuanda saat ini dirasa kurang representatif karena sempit dan berhimpitan dengan kawasan macet.
"Di kawasan Summarecon sudah ada jembatan layang, jadi lalu lintas ke utara dan selatan tidak perlu dipikirkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Gagasan pembangunan stasiun baru tersebut cukup beralasan mengingat perkembangan Kota Bekasi setiap tahun dengan karakter masyarakat yang heterogen," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, jumlah penumpang kereta commuter line pada 10 tahun mendatang diproyeksikan mencapai 250 ribu penumpang setiap hari.
Sementara sarana dan prasarana di Stasiun Bekasi saat ini dianggap tidak memadai, terutama lahan parkir, dan integrasi dengan angkutan umum lainnya.
"Saya segera mengusulkan pembangunan stasiun baru tersebut. Awalnya, izin kepada PT Kereta Api Indonesia, lalu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kalau perlu ke Presiden juga," katanya.
Dikatakan Rahmat, lokasi lahan untuk pembangunan stasiun baru tersebut harus representatif dan berada di atas lahan luas.
Salah satu lokasi yang diusulkan berada di lahan fasos/fasum milik PT Sumarecon Agung di kawasan Bekasi Timur.
"Kami akan menggandeng pihak swasta untuk berinvestasi membangun sarana dan prasarana stasiun, mulai dari gedung parkir, dan sub terminal, serta pemerintah akan membuat halte khusus angkutan umum aeromovel," katanya.
Rahmat menambahkan, pihaknya terbuka untuk investasi selama itu sejalan dengan Visi dan Misi Kota Bekasi.
Menurut dia, pihaknya menginginkan kemudahan akses traportasi bagi para wisatawan yang berwisata belanja di Kota Bekasi maupun kemudahan transportasi bagi warganya.
"Kami ingin semua transportasi terintegrasi," katanya.
Pengamat Tata Kota Bekasi, Ridwan Maulana mengatakan, lahan baru yang diusulkan berlokasi di Summarecon Bekasi cukup layak untuk dibangun sebuah stasiun kereta commuter.
"Soalnya, pemerintah gampang melakukan rekayasa lalu lintas karena ketersediaan infrasktur jalan yang ada," katanya.
Lahan Stasiun Bekasi di Jalan Ir H Djuanda saat ini dirasa kurang representatif karena sempit dan berhimpitan dengan kawasan macet.
"Di kawasan Summarecon sudah ada jembatan layang, jadi lalu lintas ke utara dan selatan tidak perlu dipikirkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016