Cikarang, Bekasi (Antara Megapolitan) - Peternak sekaligus pedagang daging sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menolak bila pemerintah mematok harga daging sapi dari Rp120 ribu menjadi Rp80 ribu per kilogram.
"Keputusan pemerintah pusat dengan mengimpor sepuluh ribu ton daging sapi guna menstabilkan harga saat Ramadhan 2016 dirasa merugikan peternak dan pedagang," kata Peternak Sapi di RPH Jatimulya, Indra Cahyino, Jumat.
Menurut dia, pemerintah pusat harusnya memikirkan dulu stok daging di pasar, sebelum mulai menurunkan harga hingga Rp40.000 per kilogram.
Bila ini diberlakukan dengan mengimpor daging dari luar negeri maka harga daging akan turun drastis.
Tetapi tidak memikirkan nasib para peternak dan pedagang sapi, dengan adanya penekanan harga itu tidak sewajarnya.
Seharusnya sebelumnya berbicara bersama untuk mencapai kata sepakat, karena populasi sapi di Indonesia makin menurun, sehingga pasokan daging tidak dapat memenuhi kuota.
Sedangkan untuk memberi makan tiap harinya sudah melebihi harga per kilogram harga daging sapi yang ditentukan oleh pemerintah pusat.
Ia menambahkan belum lagi bila sapi terkena penyakit dan harus di vaksin tiap bulannya, perlu tambahan biaya.
"Kebijakan impor sapi memberatkan peternak dan pedagang jika benar diberlakukan," katanya.
Indra mengatakan, sapi yang didatangkan dari Jawa Tengah dan dipotong pada RPH untuk diedarkan ke sekitar Bekasi Kota hingga Kabupaten dalam penjualan berupa daging masih merugi dua juta rupiah.
Dia mengtakan jika kebijakan itu benar dilakukan tanpa ada solusi yang jelas dari pemerintah pusat, sama halnya menghancurkan usaha peternak sapi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Keputusan pemerintah pusat dengan mengimpor sepuluh ribu ton daging sapi guna menstabilkan harga saat Ramadhan 2016 dirasa merugikan peternak dan pedagang," kata Peternak Sapi di RPH Jatimulya, Indra Cahyino, Jumat.
Menurut dia, pemerintah pusat harusnya memikirkan dulu stok daging di pasar, sebelum mulai menurunkan harga hingga Rp40.000 per kilogram.
Bila ini diberlakukan dengan mengimpor daging dari luar negeri maka harga daging akan turun drastis.
Tetapi tidak memikirkan nasib para peternak dan pedagang sapi, dengan adanya penekanan harga itu tidak sewajarnya.
Seharusnya sebelumnya berbicara bersama untuk mencapai kata sepakat, karena populasi sapi di Indonesia makin menurun, sehingga pasokan daging tidak dapat memenuhi kuota.
Sedangkan untuk memberi makan tiap harinya sudah melebihi harga per kilogram harga daging sapi yang ditentukan oleh pemerintah pusat.
Ia menambahkan belum lagi bila sapi terkena penyakit dan harus di vaksin tiap bulannya, perlu tambahan biaya.
"Kebijakan impor sapi memberatkan peternak dan pedagang jika benar diberlakukan," katanya.
Indra mengatakan, sapi yang didatangkan dari Jawa Tengah dan dipotong pada RPH untuk diedarkan ke sekitar Bekasi Kota hingga Kabupaten dalam penjualan berupa daging masih merugi dua juta rupiah.
Dia mengtakan jika kebijakan itu benar dilakukan tanpa ada solusi yang jelas dari pemerintah pusat, sama halnya menghancurkan usaha peternak sapi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016