Bogor (Antara Megapolitan) - Tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mencatat berbagai jenis kandidat spesies baru baik flora maupun fauna dalam Ekspedisi Widya Nusantara (E-Win) 2016 yang dilaksanakan di Sumba, Sulawesi Barat dan Tambrau, Papua Barat.

"Dengan sentuhan IPTEK hasil eksplorasi ini akan diinformasikan kepada masyarakat luas dan masyarakat setempat khususnya untuk meningkatkan kesadaran tentang nilai hayati dan pemanfaatan secara berkelanjutan," kata Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI Enny Sudarmonowati dalam konferensi pers pemaparan hasil ekspedisi E-Win di Gedung Kusnoto, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Enny mengatakan, selama 16 hari penelitian yang melibatkan tim peneliti LIPI, media dan juga anggota Kopasus TNI/AD berupaya mengeksplorasi dan menyingkap segala keanekaragaman hayati yang masih tersembunyi di berbagai pelosok nusantara. Memadukan penelitian dasar eksploratif dengan mengidentifikasi kekayaan hayati Tanah Air, mencari potensi pengembangan dan inovasi untuk pangan, obat-obatan, energi dan pemanfaatan lainnya.

"Temuan-temuan ini akan menjadi sumber rekomendasi untuk kebijakan pengelolaan sumber daya alam, penguatan kapasitas masyarakat di bidang pendidikan, ketahanan pangan, ekonomi, dan mitigasi bencana," kata Enny.

Tim ekspedisi di Gunung Gandang Dewata, Sulawesi Barat, Marlina Adriyani mengatakan, ditemukan beberapa flora dan faunda merupakan kandidat jenis baru yang berasal dari kelompok botani yakni jahen-jahean (Zingiberaceae) dari marga Etlingera dengan perawakan besar tinggi hampir dua meter.

"Catatan flora baru yang signifikan yakni jenis Creochiton bibrateata yang sebelumnya hanya ditemukan seberannya di Jawa Barat," katanya.

Untuk jenis fauna dari Gunung Gandang Dewata, Sulawesi Barat, memiliki potensi sebagai kandidat jenis baru antara lain tikus yang memiliki nama lokal Lewa-Lewa dan Kambola, sedangkan kelompok herpetofauna juga menemukan katak dari genus Limnonectes dan Oreophryne, serta kadal dari genus Sphenomorphus yang juga merupakan kandidat spesies baru.

"Selain temuan ini, tim melakukan inventarisasi mikroba untuk melihat keanekaragaman dan potensi potensi pemanfaatannya terutama dalam bidang energi.



Pengelolaan wilayah



Anang Ahmadi dari tim eksplorasi Gunung Gandang Dewata menambahkan, keberadaan kandidat jenis baru yang belum dideksripsi dan sebaran jenis endemik yang cukup melimpah membuktikan ekosistemnya masih berada dalam kondisi baik sehingga pengelolaan wilayah harus dilakukan dengan benar.

Koordinator tim peneliti di Tembrauw Papua Barat, Heri Nugroho mengatakan, ekspedisi di wilayah Timur Indonesia ini berbeda dengan daerah lainnya karena melibatkan anggota Kopasus TNI-AD yang tergabung dalam tim ekspredisi NKRI.

Ia mengatakan, dari 435 spesimen tumbuhan yang berhasil dikoleksi, dijumpai beberapa catatan penting berupa kandidat jenis baru dari tumbuhan Semecarpus sp dan intra spesific jenis Diospyros sp.

"Kami berhasil mengkoleksi 10 jenis hewan endemik Papua yang terdiri dari katak, kadal ular, dan bunglon," katanya.

Menurutnya, di tengah keterbatasan informasi di wilayah Tembrauw Papau Barat, tim juga berhasil mengisolasi 50 isolat aktinomisetes, 150 isolat bakteri, 150 isolat khamir dan 48 isolat algae yang akan diskrining potensinya sebagai energi alternatif dan bahan obat.

Sementara itu, Koordinator tim ekspedisi Sumba, Oscar Efendi menjelaskan, tim peneliti berhasil mencatat 266 Spermatophyta dan 15 Pteridophyta. Tim juga berhasil mengkoleksi 84 koleksi jamur makro yang tergolong pada kelompok Basidiomycota dan Ascomycota serta 223 koleksi lumut-lumtan.

"Sebanyak 726 jenis tumbuhan terpilih untuk dikoleksi dan ditanam sebagai koleksi hidup di Kebun Raya Bogor," katanya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, tim dengan keahlian hewan juga berhasil mendokumentasikan sebanyak 19 jenis hewan mamalia terdiri atas 17 reptil dan lima amfibi, 633 Drosophilid dan 54 jenis burung. Dalam kegiatan tersebut juga ditemukan tiga jenis serangga perusak dan dua jenis kumbang kayu.

Untuk pengembangan bahan obat, ditemukan 28 jenis jamur perusak kayuk, sampel jamur makro dan 65 isolat jamur endofit. Sebanyak 45 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan oleh masyarakat.

"Dari berbagai jenis sampel telah berhasil diisolasi 150 isolat aktinomesetes, 130 isolat khamir, 100 isolat bakteri dan 24 isolat algae yang saat ini masih dalam tahapan skrining untuk mengungkapkan potensinya," kata Oscar.

Ekspedisi Sumba menemukan beberapa catatan baru yakni Freycinetia rigidifolia dari suku pandan yang belum pernah dilaporkan sebelumnya dari kawasan timur Flora Malaesiana atau di sebelah timur garis Wallace.

"Terdapat tiga koleksi spesimen tikus yang berhasil dikoleksi menjadi tambahan penting untuk menjelaskan kedetakannya dengan fauna mamalia kelompok Timor, yang berdasarkan morfologinya menunjukkan tikus ini berasal dari wilayah timur atau Sahulland," kata Maharadatunkami, peneliti dari Puslit Biologi. ***3***

T.KR-LR

(T.KR-LR/B/E001/E001) 25-05-2016 18:18:28

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016