Bogor (Antara Megapolitan) - Kota Bogor, Jawa Barat mendapat kesempatan menjadi kota percontohan gerakan menulis buku untuk tuna netra.
"Gerakan menulis buku untuk tuna netra ini direncanakan akan berlangsung 1 Juni 2016 mendatang, dipusatkan di Balai Kota," kata Manajer CSR IBM Indonesia Santi Diansari Hargianto di Balai Kota, Bogor, Senin.
Santi mengatakan, IBM memiliki program "Berbagi Buku Untuk Tuna Netra" menunjuk Kota Bogor sebagai proyek percontohan dalam aksi sosial tersebut.
Ia mengatakan latar belakang kegiatan menulis buku brailer tersebut mengingat jumlah tuna netra di Indonesia mencapai 3,5 juta jiwa. Jumlah tersebut berbanding terbalik dengan jumlah buku brailer berbahasa Indonesia yang tersedia saat ini.
"Koleksi buku brailer berbahasa Indonesia saat ini hanya berkisar dua ribu eksemplar saja," katanya.
Menurut dia, kondisi tersebut membuat para tuna netra yang memiliki keterbatasan pengetahuan di banding mereka yang mampu melihat karena minimnya akses terhadap pendidikan.
Ia menjelaskan, tantangan berbagi buku untuk tuna netra menjadi ide untuk menambah jumlah buku brailer berbahasa Indonesia.
"Tidak hanya buku brailer saja, IBM Indonesia juga membuat aplikasi `audio book` yang bisa diakses para tuna netra seluruh daerah," katanya.
Kedua layanan tersebut akan diperoleh melalui ajang tantangan mengetik ulang buku dengan tulisan brailer yang dapat diikuti para pelajar, mahasiswa, komunitas hingga PNS.
"Buku yang diketik peserta bisa buku apa saja. Mulai dari buku agama, pelajaran, pengetahuan, sejarah, dongeng maupun novel," katanya.
Ia mengatakan, peserta yang ikut serta dalam gerakan menulis buku brailer tidak perlu khawatir dengan hak cipta karena khusus buku yang dikonversikan ke dalam tulisan brailer tidak menyalahi hak cipta.
"Target ada 500 peserta yang akan ikut dalam gerakan menulis buku brailer untuk tuna netra, setiap peserta diharuskan membawa satu buku dan laptop masing-masing," katanya.
Menurut dia, setelah melaksanakan tantangan menulis buku untuk tuna netra, selanjutnya Pemerintah Kota Bogor dapat menantang kota lain untuk melakukan hal yang sama.
"Dia mengharapkan melalui program ini terus bergulir ke kota-kota lainnya. Seperti bila salju yang bergulir, dari Indonesia hingga mancanegara," katanya.
Santi menambahkan, tantangan menulis buku untuk tuna netra tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk ikut peduli terhadap tuna netra sekaligus menambah khasanah buku brailer di Tanah Air.
"Program ini bagian dari revolusi mental, mengajak kepada perubahan untuk sama-sama peduli secara masif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Gerakan menulis buku untuk tuna netra ini direncanakan akan berlangsung 1 Juni 2016 mendatang, dipusatkan di Balai Kota," kata Manajer CSR IBM Indonesia Santi Diansari Hargianto di Balai Kota, Bogor, Senin.
Santi mengatakan, IBM memiliki program "Berbagi Buku Untuk Tuna Netra" menunjuk Kota Bogor sebagai proyek percontohan dalam aksi sosial tersebut.
Ia mengatakan latar belakang kegiatan menulis buku brailer tersebut mengingat jumlah tuna netra di Indonesia mencapai 3,5 juta jiwa. Jumlah tersebut berbanding terbalik dengan jumlah buku brailer berbahasa Indonesia yang tersedia saat ini.
"Koleksi buku brailer berbahasa Indonesia saat ini hanya berkisar dua ribu eksemplar saja," katanya.
Menurut dia, kondisi tersebut membuat para tuna netra yang memiliki keterbatasan pengetahuan di banding mereka yang mampu melihat karena minimnya akses terhadap pendidikan.
Ia menjelaskan, tantangan berbagi buku untuk tuna netra menjadi ide untuk menambah jumlah buku brailer berbahasa Indonesia.
"Tidak hanya buku brailer saja, IBM Indonesia juga membuat aplikasi `audio book` yang bisa diakses para tuna netra seluruh daerah," katanya.
Kedua layanan tersebut akan diperoleh melalui ajang tantangan mengetik ulang buku dengan tulisan brailer yang dapat diikuti para pelajar, mahasiswa, komunitas hingga PNS.
"Buku yang diketik peserta bisa buku apa saja. Mulai dari buku agama, pelajaran, pengetahuan, sejarah, dongeng maupun novel," katanya.
Ia mengatakan, peserta yang ikut serta dalam gerakan menulis buku brailer tidak perlu khawatir dengan hak cipta karena khusus buku yang dikonversikan ke dalam tulisan brailer tidak menyalahi hak cipta.
"Target ada 500 peserta yang akan ikut dalam gerakan menulis buku brailer untuk tuna netra, setiap peserta diharuskan membawa satu buku dan laptop masing-masing," katanya.
Menurut dia, setelah melaksanakan tantangan menulis buku untuk tuna netra, selanjutnya Pemerintah Kota Bogor dapat menantang kota lain untuk melakukan hal yang sama.
"Dia mengharapkan melalui program ini terus bergulir ke kota-kota lainnya. Seperti bila salju yang bergulir, dari Indonesia hingga mancanegara," katanya.
Santi menambahkan, tantangan menulis buku untuk tuna netra tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk ikut peduli terhadap tuna netra sekaligus menambah khasanah buku brailer di Tanah Air.
"Program ini bagian dari revolusi mental, mengajak kepada perubahan untuk sama-sama peduli secara masif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016