Jakarta (Antara Megapolitan) Wakil Ketua Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin meminta Kementerian Pertahanan untuk mengkaji kembali rencana pembelian pesawat angkut militer varian baru keluaran Airbus Group, Airbus Defence and Space jenis A400M.
"Sangat dipahami bila hanya membeli sedikit mengingat keterbatasan anggaran. Namun kurang efektif dioperasikan bila hanya membeli 2 unit unit," kata TB Hasanuddin, di Jakarta, Selasa.
Mantan Sekretaris Militer ini mengatakan usulan pembelian pesawat angkut militer suatu hal yang penting guna memperkuat pertahanan dan keamanan. Memang idealnya TNI sudah harus punya pesawat angkut militer berat setidaknya 8 unit untuk kepentingan strategi, minimal di 2 trouble spot, sebagai pengganti Hercules.
Namun katanya kalau belinya hanya 1 atau maksimal 2 unit A400 M, nantinya akan repot lagi. Ketika 1 unit sedang dalam pemeliharaan, kita hanya mampu mengoperasikan 1 unit saja. Untuk itu Kemenhan sebaiknya mengkaji kembali pembelian Airbus Defence and Space jenis A400M.
Purnawirawan Jenderal TNI AD bintang dua ini mengatakan jika permasalahannya adalah harga A400M yang terlalu mahal sehingga jumlah unit yang akan dibeli hanya sedikit, sebaiknya mengganti produk yang lebih murah dengan kualitas yang sama.
"Bila harga 1 pesawat A400M lebih dari 180 juta dolar AS atau setara Rp2,3 triliun lebih (kurs USD1=Rp13,300), maka nilai segitu bisa dapat 4 atau 3 unit CN 295 atau C 27 J Spartan (sebagai catatan harga CN295 = 40 juta dolar AS atau sekitar Rp532 Miliar dan C-27J Spartan seharga 65 juta dolar AS atau setara Rp864,5 miliar)," jelasnya.
Oleh karena itu lanjut TB Hasanuddin dengan keuangan yang terbatas, sebaiknya membeli kelas angkut yang lebih ringan seperti C 27 J Spartan bisa dapat 6 unit.
"Jadi, ketika 2 unit sedang dalam pemeliharaan, kita masih punya 4 unit untuk melayani 2 spot yang berbeda. Yang usernya kan matra TNI AU bukan Kemenhan," kata TB Hasanuddin.
Sebelumnya Kementerian Pertahanan berencana melakukan pembelian pesawat angkut militer varian baru keluaran Airbus Group, Airbus Defence and Space jenis A400M.
Meski tak disebut jumlah unit pesawat angkut militer yang akan dibeli, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memastikan, pembelian alat utama sistem pertahanan (Alutsista) senilai Rp2,3 triliun per unit itu tidak dalam jumlah banyak.
"Indonesia berencana membeli pesawat jenis A400 dari Eropa namun jumlahnya tidak banyak. Saat ini kita belum butuh beli dalam jumlah banyak," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, sebagaimana dilansir dari Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Sangat dipahami bila hanya membeli sedikit mengingat keterbatasan anggaran. Namun kurang efektif dioperasikan bila hanya membeli 2 unit unit," kata TB Hasanuddin, di Jakarta, Selasa.
Mantan Sekretaris Militer ini mengatakan usulan pembelian pesawat angkut militer suatu hal yang penting guna memperkuat pertahanan dan keamanan. Memang idealnya TNI sudah harus punya pesawat angkut militer berat setidaknya 8 unit untuk kepentingan strategi, minimal di 2 trouble spot, sebagai pengganti Hercules.
Namun katanya kalau belinya hanya 1 atau maksimal 2 unit A400 M, nantinya akan repot lagi. Ketika 1 unit sedang dalam pemeliharaan, kita hanya mampu mengoperasikan 1 unit saja. Untuk itu Kemenhan sebaiknya mengkaji kembali pembelian Airbus Defence and Space jenis A400M.
Purnawirawan Jenderal TNI AD bintang dua ini mengatakan jika permasalahannya adalah harga A400M yang terlalu mahal sehingga jumlah unit yang akan dibeli hanya sedikit, sebaiknya mengganti produk yang lebih murah dengan kualitas yang sama.
"Bila harga 1 pesawat A400M lebih dari 180 juta dolar AS atau setara Rp2,3 triliun lebih (kurs USD1=Rp13,300), maka nilai segitu bisa dapat 4 atau 3 unit CN 295 atau C 27 J Spartan (sebagai catatan harga CN295 = 40 juta dolar AS atau sekitar Rp532 Miliar dan C-27J Spartan seharga 65 juta dolar AS atau setara Rp864,5 miliar)," jelasnya.
Oleh karena itu lanjut TB Hasanuddin dengan keuangan yang terbatas, sebaiknya membeli kelas angkut yang lebih ringan seperti C 27 J Spartan bisa dapat 6 unit.
"Jadi, ketika 2 unit sedang dalam pemeliharaan, kita masih punya 4 unit untuk melayani 2 spot yang berbeda. Yang usernya kan matra TNI AU bukan Kemenhan," kata TB Hasanuddin.
Sebelumnya Kementerian Pertahanan berencana melakukan pembelian pesawat angkut militer varian baru keluaran Airbus Group, Airbus Defence and Space jenis A400M.
Meski tak disebut jumlah unit pesawat angkut militer yang akan dibeli, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memastikan, pembelian alat utama sistem pertahanan (Alutsista) senilai Rp2,3 triliun per unit itu tidak dalam jumlah banyak.
"Indonesia berencana membeli pesawat jenis A400 dari Eropa namun jumlahnya tidak banyak. Saat ini kita belum butuh beli dalam jumlah banyak," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, sebagaimana dilansir dari Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016